Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
5 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
3
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris

Sebelum Ditembak Mati Kostrad, Posisi Santoso Diintai dengan Drone TNI AU

Sebelum Ditembak Mati Kostrad, Posisi Santoso Diintai dengan Drone TNI AU
Santoso
Rabu, 20 Juli 2016 06:30 WIB

JAKARTA - Para personel Raider 515 Kostrad berhasil menembak mati Santoso, buron teroris paling diburu di Indonesia. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, menumpas Santoso tak hanya keberhasilan personel Raider 515 Kostrad, tetapi seluruh anggota Satgas Tinombala. 

Gatot mencontohkan andil TNI AU yang juga patut diapresiasi. Sebab, lewat drone yang dikemudikan TNI AU, Satgas Tinombala berhasil menemukan lokasi keberadaan Santoso.

"Kenapa AU? Karena yang terbangkan drone yang selalu melihat posisi-posisinya," kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (19/7).

Gatot menyatakan keberhasilan memburu Santoso merupakan hasil dari sebuah kesabaran. Dia mengungkapkan, personel harus berangkat sejak 13 hari sebelum baku tembak terjadi pada Senin (18/7). Tak hanya itu, para personel juga menempuh jarak 13 Km dengan memakan waktu tiga hari.

"Dan hanya bergerak malam hari, karena harus senyap supaya tidak terlihat dan selama 8 hari mengendap di tempat-tempat yang sudah dicurigai," katanya.

Seperti diketahui, anggota batalyon Raider 515 Kostrad menembak mati dua anggota Majelis Indonesia Timur (MIT) pimpinan Abu Wardah alias Santoso di pegunungan desa Tambarana kemarin.

Berdasarkan kronologis dari Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi, semula tim Alfa 29 dari Raiders TNI melakukan patroli di wilayah Tambrana di daerah pegunungan.

"Dari jarak antara 20 sampai 30 meter terlihat DPO sedang mandi kemudian didekati dan terjadilah baku tembak," kata Rudy saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/7) malam.

Rudy mengatakan, baku tembak tersebut melibatkan tiga anggota MIT lainnya yang berada tak jauh dari dua rekannya saat mandi. Namun tiga anggota MIT itu berhasil lolos saat baku tembak tersebut.

"Melarikan diri tiga orang. Dua perempuan satu laki-laki," kata Rudy.

Dua perempuan itu diketahui Istri Santoso bernama Jumiatun Muslimayatun, berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat dan Nurmi Usman yang juga berasal dari Nusa Tenggara Barat. Satu pria lain bernama Basri yang merupakan suami dari Nurmi Usman.***

Editor:ridwan iskandar
Sumber:merdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/