Deklarasi Dukung Risma di Pilgub DKI Jakarta, 'Baris Siap Tenggelamkan' Ahok

JAKARTA- Jelang Pilkada DKI Jakarta 2017, konstelasi politik mulai berubah. Tak hanya Ahok, muncul beberapa sosok yang juga memiliki rekam jejak yang bagus di mata publik.

Tri Rismaharini, Walikota Surabaya kini mendapat dukungan besar untuk maju pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Barisan Risma (Baris) bahkan sudah melakukan deklarasi dukungan buat Risma, Jumat (24/06/2016) di Jakarta.

Acara deklarasi tersebut dilaksanakan sekaligus buka bersama antara Barisan Risma dengan masyarakat dan awak Media.

Menurut Ketua Baris, Denny melalui pres releasenya, Risma bukan politikus, melainkan birokrat murni. Risma pernah menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya.

Walikota perempuan pertama di Surabaya itu berkali-kali masuk dalam daftar para pemimpin lokal terbaik di dunia.

Menguatnya dukungan kepada Risma bagai jalan alternatif yang muncul ketika satu-satunya calon kuat, yang tadinya sangat diimpikan publik, mulai kewalahan menghadapi isu-isu negatif yang kerap mencengangkan.

Kehadiran Risma diyakini akan ''menenggelamkan kedigdayaan'' sementara Basuki Purnama alias Ahok selaku calon incumbent.

Di sisi lain, satu juta KTP yang diklaim Teman Ahok tidak otomatis membuat kepercayaan diri Ahok memuncak. Malah sebaliknya, Ahok kian dilematis di persimpangan jalan. Dengan banyaknya isu negatif yang menyeret dirinya.

Belum lagi, emosi Ahok yang meledak-ledak makin ternoda dengan rentetan kasus yang menerpanya. Sebut saja dugaan aliran dana para raksasa properti untuk operasi penggusuran kawasan miskin, yang terkait dengan barter proyek reklamasi. Kasus reklamasi sendiri tengah berada di ranah penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kemudian, masih ada polemik pembelian lahan Sumber Waras yang tetap jadi perdebatan hangat di kalangan pakar hukum dan politisi. Ada lagi isu manipulasi data KTP dukungan dan stok dana tak wajar yang dimiliki organisasi Teman Ahok.

Teranyar adalah unjuk rasa warga yang berujung ricuh di Penjaringan, Jakarta Utara akibat masifnya penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. (rls)