Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
23 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
2
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
22 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
3
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
20 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
4
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
21 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
5
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
20 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
6
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris

Kurang Tidur Malam Hari Bisa Picu Serangan Jantung Mendadak

Kurang Tidur Malam Hari Bisa Picu Serangan Jantung Mendadak
Ilustrasi. (kompas.com)
Senin, 05 Desember 2016 05:04 WIB
JAKARTA - Ada kaitan erat antara kurang tidur dengan penyakit darah tinggi yang berakhir dengan serangan jantung mendadak.

Hal itu diungkapkan para peneliti Jerman dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America. Mereka mencatat, karyawan dengan jam kerja 24 jam seperti petugas medis dan personel layanan darurat, secara signifikan lebih mungkin untuk menderita serangan jantung mendadak, karena peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.

"Untuk pertama kalinya, kami menunjukkan bahwa kurang tidur, walau hanya satu malam, dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam kontraktilitas jantung, tekanan darah dan detak jantung," kata penulis studi Dr Daniel Kuetting dari Universitas Bonn.

Untuk penelitian ini, Dr Kuetting dan rekan merekrut 20 ahli radiologi yang sehat, termasuk 19 pria dan satu wanita, dengan usia rata-rata 31,6 tahun. Masing-masing peserta penelitian menjalani kardiovaskular MRI scan, sebelum dan sesudah bekerja lembur. Rata-rata pekerja hanya memiliki tiga jam tidur.

Para peneliti juga mengumpulkan sampel darah dan urine dari para peserta dan mengukur tekanan darah dan detak jantung.

Setelah mengalami kurang tidur hanya sekali, para relawan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tekanan darah dan detak jantung.

Selain itu, para peserta juga mengalami peningkatan yang signifikan pada tingkat hormon yang merangsang tiroid (TSH), hormon tiroid FT3 dan FT4, dan kortisol yang dilepaskan oleh tubuh sebagai respons terhadap stres.

"Penelitian ini dirancang untuk menyelidiki kehidupan nyata yang berhubungan dengan pekerjaan yang membuat seseorang kurang tidur," kata Dr Kuetting.***

Editor:hasan b
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/