Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Terima Kedatangan Tim Red Sparks, Menpora Dito Harap Berdampak Besar untuk Voli Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Terima Kedatangan Tim Red Sparks, Menpora Dito Harap Berdampak Besar untuk Voli Indonesia
2
Ditanya Soal Kontrak Musim Depan, Megawati Hangestri: Masih Rahasia
Olahraga
9 jam yang lalu
Ditanya Soal Kontrak Musim Depan, Megawati Hangestri: Masih Rahasia
3
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
Olahraga
9 jam yang lalu
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
4
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
Olahraga
8 jam yang lalu
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
5
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
Umum
7 jam yang lalu
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
6
Dorong Industri Olahraga dan Wisata, FOBI Targetkan Juara Umum di Kejuaraan Barongsai Dunia 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Dorong Industri Olahraga dan Wisata, FOBI Targetkan Juara Umum di Kejuaraan Barongsai Dunia 2024

Panggilan-Mu

Sabtu, 05 Desember 2015 18:56 WIB
Penulis: Marjeni Rokcalva
Panggilan-MuMarjeni Rokcalva
ADA tiga panggilan utama dari Allah bagi manusia di dunia ini. Ketiganya, yakni, panggilan shalat, panggilan haji dan panggilan kematian atau panggilan Allah ketika ajal menjemput. Dua panggilan, yakni shalat dan haji, boleh jadi banyak yang lalai dengan berbagai alasan. Namun, tahukan kita semua, dalam sebuah riwayat disebutkan. Ada seorang sahabat Rasulullah yang menangis ketika panggilan azan datang. Ia akan berhenti menangis ketika akan mulai shalat. Sahabat itu bernama Ibnu Abbas.

Banyak sahabat lain, yang heran dan bertanya pada Ibnu Abbas. Dalam sebuah kesempatan, para sahabat bertanya kepada Ibnu Abbas. Kenapa ia menangis saat azan berkumandang dan baru berhenti menangis ketika akan mulai shalat. Ibnu Abbas menjawab, panggilan azan merupakan panggilan sangat utama bagi seorang Hamba, untuk bisa menghadap-Nya. Shalat adalah kesempatan untuk bisa bertemu dengan Allah selama hidup di dunia. Shalat adalah dialog seorang Hamba dengan Sang Pencipta. Maka celakalah orang yang melalaikan shalat.

Apalagi kalau shalat dilakukan secara berjamaah. Alangkah indahnya, hidup ini. Dan Rasul pernah menyebutkan, kalau Allah memperlihatkan, betapa besar amal shalat berjamaah, maka tak seorangpun akan melalaikannya. Bahkan, orang yang lumpuhpun akan menggapai-gapai sekuat tenaga mendatangi mesjid atau tempat ibadah untuk shalat berjamaah.

Kenyataannya, banyak dari kita yang masih melalaikan shalat dan bahkan sama sekali tidak menghiraukannya. Mereka lalai dengan bermacam-macam alasan duniawi. Pekerjaan yang belum selesai, kegiatan yang masih menggantung dan alasan lain yang semuanya demi dunia. Padahal, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh tidak shalat sebagaimana diatur Islam. Misalnya, wanita sedang datang bulan, atau lagi menjadi musyafir di perjalanan.

Begitu juga dengan panggilan haji. Banyak orang kaya yang sudah mampu, masih tak menghiraukan ibadah haji. Alasannya, belum ada panggilan, tunggu tua dulu atau alasan lain yang masih bisa dibuat untuk berkilah.

Tapi, kita memang patut bergembira, ternyata kuota haji untuk Indonesia terus menumpuk dalam daftar tunggu. Itu memperlihatkan, sudah tinggi keinginan Ummat Islam Indonesia menunaikan ibadah haji. Tapi, kalau didata lebih jauh, kita yakin, masih banyak lagi kalangan orang mampu yang belum terpanggil untuk melaksanakan ibadah haji. Tengok, saja di jalanan. Berapa banyak mobil mewah berselieran yang harganya berkali-kali lipat dari biaya naik haji yang hanya dalam rentangan 30 juta hingga 50 juta saja.

Shalat dan haji, memang banyak yang mungkir dan setidaknya melalaikannya. Hidup di dunia, memang tampaknya indah dan penuh tantangan. Sehingga, banyak yang lalai untuk melakukan panggilan dan seruan untuk beribadah yang wajib ini.

Tapi, apakah kita juga bisa berkelit ketika panggilan kematian datang dari Allah. Ketika malaikat Israil sudah datang. Allah dengan tegas menyebutkan, dimana saja kamu lari di atas dunia ini, tidak akan bisa bersembunyi dari kematian. Panggilan kematian itu, kalau sudah sampai pada seorang anak manusia, tidak akan bisa beralasan dan mengelak.

Makannya, kata Ibnu Abbas, sahabat yang menangis ketika mendengar panggilan azan, ia akan menangis kalau sampai waktu shalat tidak bisa menunaikan ibadah dan sudah duluan dipanggil Allah.

Pertanyaanya, bagaimanakah jadinya bila seorang yang melalaikan dan bahkan tidak menghiraukan shalat ketika panggilan azan datang dan panggilan haji ketika ia sudah mampu, ia sudah dipanggil Allah dalam panggilan kematian? Mudah-mudahan kita semua tidak termasuk orang yang diumpakan ini.

"Ya Allah, hamba yang lemah ini malu menghadapMu dan apalagi masuk dalam sorga-Mu. Hamba memang tak pantas dengan dosa-dosa yang ada di dunia. Tapi hamba mohon bisa bertemu dengan-Mu," kata seorang hamba yang tertatih-tatih berjalan di tengah kejamnya kehidupan dunia. Amien. (***)
















Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/