Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
21 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
22 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
23 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
21 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah

Botol Minuman Bekas sebagai Penopang Keluarga

Botol Minuman Bekas sebagai Penopang Keluarga
Nurlina pengumpul botol bekas
Rabu, 19 Oktober 2016 18:52 WIB
Penulis: Bambang Edi Susilo
Usia ibu ini memang boleh terhitung sudah tua. Namun, semangat juangnya untuk mencari uang masih tetap membara. Dia rela menghabiskan waktu yang seharusnya ia gunakan untuk banyak beristirahat di rumah dengan berada di dalam kebun binatang Medan. Bahkan dari pagi hingga petang hanya untuk mengumpulkan botol dan gelas plastik minuman mineral.

Di usia yang ke-60 ia masih tetap bertenaga berjalan menyusuri luasnya arela kebun binatang yang berkisar 20 hektar dengan membawa sebuah karung berisi botol dan gelas plastik minuman.

Seorang ibu yang bernama Nurlina memiliki 3 orang anak yang dua diantaranya telah berkeluarga. Sedangkan satu lagi masih melajang. Dia memiliki seorang suami yang pekerjaannya bertani. Awalnya sang suami bertani padi, namun karena padi tidak cocok untuk daerah tersebut, sehingga tanamannya diganti dengan jagung. Hasil dari bertani sang suami tidaklah seberapa, sehingga ia harus berjuang juga untuk membantu menghidupi kebutuhan keluarga.

Ibu yang bertempat tinggal di Jalan Bunga Rampai 4 ini menumpang kendaraan yang hendak menuju kebun binatang setiap harinya. Jika ia melihat banyak pengunjung yang lewat rumahnya menandakan bahwa akan banyak botol dan gelas plastik yang akan ia pungut nantinya.  Apalagi di hari libur semakin membuat ibu yag terlihat keriput ini bersemangat untuk ke kebun binatang.

Walaupun hasil pungutannya dikumpulkan selama seminggu terlebih dahulu baru setelah itu dijual, namun hasil dari penjualannya tidaklah seberapa, hanya berjumlah 50 ribu rupiah perminggu. Ibu yang biasa memakan daun sirih ini tetap bersyukur dan tidak mengeluh untuk datang lagi esok harinya. Usia senja baginya harus digunakan untuk beraktivitas agar tubuhnya tetap sehat. Begitulah penuturan ibu Nurlina.

Ia tidaklah sendirian berprofesi sebagai pemungut botol dan gelas plastik minuman areal kebun binatang ini, melainkan ada 3 orang lagi yang berprofesi sama. Sehingga mereka harus membagi lokasi dalam pemungutan. Namun, pada hari biasa pengunjung sangatlah sedikit. Sehingga hasil pungutan tidaklah banyak.

Setiap hari ia masuk ke dalam kebun binatang tidak dipungut tarif. Karena penjaga kebun tahu bahwa ibu ini juga membantu dan berpartisipasi pada kebersihan kebun dengan memungut botol dan gelas plastik minuman. Selain membantu pihak kebersihan kebun binatang, ibu Nurlina juga dapat mengambil manfaar secara finansial dari hasil penjualan yang ia peroleh.

Pembeli sangat berperan penting dalam membantu ibu ini mendapatkan barang pungutan. Jika pembeli banyak mengkonsumsi dagangan para penjual yang berbentuk plastik akan semakin memanjakan ibu ini untuk mendapatkan botol dan gelas plastik minuman. Rezeki yang diperoleh ibu ini sebenarnya sangat dipengaruhi dengan jumlah pembeli yang mengkonsumsi dagangan dari para penjual.

Keseharian yang harus dijalani seorang ibu berusia 60 tahun ini tergolong hal yang luar biasa dan langka. Di usia senja dan lemah ia harus membanting tulang seharian ditemani sampah-sampah plastik minuman yang dipikulnya. Alasannya melakukan pekerjaan ini bukanlah semata-mata hanya untuk menghilangkan kejenuhannya berada di rumah sendirian, tetapi ia tidak rela melihat suaminya bertani di terik matahari mencari nafkah. Ia terpanggil untuk ikut mencari uang walaupun tak seberapa hanya untuk merasakan bagaimana susah dan sulitnya memperoleh penghasilan.

Profesi yang sudah dijalani selama lebih kurang 5 tahun ini memang tidak merubah nasib kehidupan keluarganya. Namun ia lebih suka dengan profesi ini karena dapat membantu suaminya yang bertani. Dengan begitu, suaminya akan semangat bekerja karena didukung juga oleh istri dengan memungut botol dan gelas minuman plastik.

Selain itu kebersihan kebun juga akan terjaga berkat kemuliaan hati dari seorang ibu yang mau memungut sampah minuman ini. Sehingga dapat mengurangi pekerjaan dari petugas kebersihan kebun.

Seorang teman ibu Nurlina yang juga berprofesi sama mengatakan bahwa mengumpulkan botol dan gelas minuman adalah pekerjaan yang kerap dilakukan setiap hari. Karena selain dapat mencari penghasilan tambahan, kami juga dapat mengisi kekosongan kegiatan di rumah. “Ketimbang tidur-tidur aja di rumah”,jawab teman ibu Nurlina yang tidak mau disebutkan namanya.

Seorang ibu yang bekerja memungut botol dan gelas  minuman plastik itu akan tetap bekerja seperti ini untuk membantu suaminya dalam mencari nafkah. Walaupun usianya Harapan dari ibu Nurlina sebagai seorang pemungut, agar pemerintah dapat memperhatikan nasib kami yang membutuhkan lapangan pekerjaan yang cocok untuk usia lanjut. Bisa juga dengan memberikan modal usaha untuk di rumah. Agar dapat membuat usaha kecil-kecilan di rumah sendiri, tanpa harus megucurkan keringat memungut botol dan gelas minuman seperti ini.

Editor:Arif
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/