Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
24 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
22 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
24 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
24 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
24 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
20 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong

Pemerintah dan Rakyat Bali Minta Youtube Segera Hapus Tayangan Joged Bumbung Porno

Pemerintah dan Rakyat Bali Minta Youtube Segera Hapus Tayangan Joged Bumbung Porno
Seorang penari Bali menaiki tangga usai membawakan Tari Joged Bumbung
Minggu, 13 Desember 2015 06:24 WIB

DENPASAR - Heboh beredarnya Tarian Sakral Bali bertitel Joged Bumbung berbau porno membuat berbagai kalangan di Pulau Dewata itu resah. Pemerintah Provinsi Bali bersama sejumlah pihak akan meminta Youtube.com untuk menghapus tayangan Joged Bumbung porno di situs tersebut. Hal itu dilakukan setelah jogged asal Jembrana itu dinyatakan sebagai salah-satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.

Kadis Kebudayaan Bali Dewa Putu Beratha, menyebutkan, meski merupakan tari pergaulan, jogged bumbung mestinya jauh dari kesan erotis dan porno. Dan tayangan yang ditampilkan di Youtube itu tidak benar dan bukan seperti itu Joged Bumbung yang sebenarnya.

Selain Joged Bumbung yang berasal dari Jembrana, 8 tarian lainnya yang diakui oleh UNESCO adalah tari Rejeng Dewa (Klungkung), Sang Hyang Dedari (Karangasem), Baris Upacara (Bangli), Gambuh (Gianyar), Wayang Wong (Buleleng), Topeng Sidakarya/Pajegan (Tabanan), Legong Kraton (Denpasar), dan Barong Ket Kunstisraya (Badung).

Terkait dengan Joged itu, pakar tari Bali, Prof Made Bandem membantah adanya upaya elitisasi dengan membatasi ruang gerak Joged Bumbung sebagai tarian rakyat. Dia menyebut, dalam setiap tarian Bali harus ada aspek religiusitas (Siwam), Etika (Satyam) dan esetetika (Sundaram). Apa yang dilakukan tim, menurutnya, hanya agar joged itu tetap pada rel tersebut. “Soal ekspresi sehari-hari rakyat jelata dan tari pergaulan, itu tidak kita permasalahkan,” ujarnya kepada tempo.co, Sabtu, 12 Desember 2015. (***)

Editor:Marjeni Rokcalva
Sumber:Tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/