Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
16 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
11 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
10 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft

Tidak Sakit, Tapi Bosan Hidup, Ilmuwan Asal Australia Berusia 104 Tahun Bunuh Diri dengan Bantuan Medis

Tidak Sakit, Tapi Bosan Hidup, Ilmuwan Asal Australia Berusia 104 Tahun Bunuh Diri dengan Bantuan Medis
Ilmuwan asal Australia David Goodall yang berusia 104 tahun mengakhiri hidupnya dengan bantuan medis. (sindonews)
Jum'at, 11 Mei 2018 17:40 WIB
LONDON - David Goodall, ahli botani asal Australia yang berusia 104 tahun merasa bosan menjalani kehidupannya hingga memutuskan bunuh diri melalui euthanusia.

Dikutip dari sindonews.com, keinginan David Goodall akhirnya terwujud. Dia meninggal di sebuah klinik di Swiss yang membantunya bunuh diri secara medis. Sebelumnya dia tidak diizinkan melakukan tindakan yang sama di Australia.

Ilmuwan itu tidak menderita penyakit apa pun tetapi mengatakan kesehatannya menurun dan ingin mati.

Ahli botani yang lahir di Inggris harus pergi ke Swiss untuk memungkinkan dia melakukan bunuh diri melalui bantuan.

Pendiri yayasan Exit International, pihak yang membantu ahli ekologi itu mengakhiri hidup, Philip Nitschke, mengatakan, Goodall meninggal pada pukul 10.30 GMT.

''Dia meninggal dengan damai,'' kata Philip, dikutip dari AFP.

Menurut Philip, Goodall dibius menggunakan cairan Nembutal yang dimasukkan dengan cara infus.

Goodall sebenarnya ingin meninggal di Australia. Namun hukum di negara itu tak membolehkan seseorang menjalani euthanasia jika tidak dalam kondisi sakit parah.

Victoria merupakan negara bagian pertama di Australia yang mengizinkan euthanasia, namun hanya bagi pasien yang divonis dokter tidak bisa bertahan lebih dari enam bulan. Itu pun undang-undanganya baru berlaku mulai Juni 2019.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/