Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
6 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
9 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
6 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
7 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
5 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru

Pemimpin Oposisi Malaysia Sebut Gempa dan Tsunami di Sulteng Hukuman karena Aktivitas LGBT Dibiarkan

Pemimpin Oposisi Malaysia Sebut Gempa dan Tsunami di Sulteng Hukuman karena Aktivitas LGBT Dibiarkan
Pemimpin oposisi Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi. (okezone)
Selasa, 23 Oktober 2018 14:05 WIB
KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia, Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi, menyebutkan gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng) akhir September lalu, merupakan hukuman dari Allah SWT karena terjadinya pembiaran terhadap aktivitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Dikutip dari okezone.com, diingatkan Ahmad Zahid, musibah serupa bisa saja terjadi di Malaysia karena Allah murka terhadap perilaku LGBT di negara tersebut.

''Kami melihat situasi di Malaysia. Kami khawatir karena kami tahu apa yang terjadi di Palu baru-baru ini di mana ada gempa bumi dan tsunami. Dilaporkan bahwa ada lebih dari 1.000 anggota komunitas mereka yang terlibat dalam kegiatan (LGBT) tersebut,'' ucap Zahid ketika berbicara di Dewan Rakyat, sebagaimana dikutip okezone dari malaymail, Selasa (23/10/2018).

''Akibatnya seluruh daerah hancur. Ini adalah hukuman Allah. Pertanyaan saya adalah, apakah program Jakim (Jabatan Kemajuan Islam, bertugas merehabilitasi LGBT) berhasil karena data menunjukkan bahwa di pertengahan tahun lebih dari 1.000 (LGBT) bergabung dengan program-program ini,'' ungkapnya.

''Kami perlu memastikan bahwa Malaysia dan mereka yang menentang LGBT akan terhindar dari hukuman Allah,'' kata Zahid.

Menanggapi pernyataan Ahmad Zahid tersebut, Menteri Urusan Agama di Departemen Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Mujahid Yusof Rawa mengatakan 1.450 anggota komunitas LGBT Malaysia secara sukarela berpartisipasi dalam program pemerintah. Ia menambahkan bahwa beberapa orang telah kembali ke ''jalan Islam''.

''Tiga dari waria melakukan umrah dari 2012 hingga 2016. Para peserta menjawab bahwa mereka merasa lebih bersentuhan dengan dasar-dasar Islam, termasuk salat, sambil mengoreksi kesalahpahaman mereka tentang agama,'' jelas Mujahid.***

Editor:hasan b
Sumber:okezone.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77