Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
6 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
6 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
9 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
7 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
6 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru

Madhumala, Wanita India yang Menaklukkan Keganasan Suku Primitif Sentinel

Madhumala, Wanita India yang Menaklukkan Keganasan Suku Primitif Sentinel
Madhumala Chattopahdyay dan warga Suku Sentinel. (kumparan)
Senin, 10 Desember 2018 17:41 WIB
NEW DELHI - Belum lama ini, seorang turis asal Alabama, Amerika Serikat, bernama John Allen Chau, dikabarkan tewas akibat serangan suku Sentinel di Pulau Sentiel, sebuah pulau terpencil di Kepulauan Andaman, India.

Hingga kini jasad John belum ditemukan. Namun salah seorang nelayan mengaku bahwa pria malang tersebut diduga dibunuh dengan dengan anak panah dan jasadnya dikubur di sekitar pantai. Suku Sentinel memang kerap menyerang siapa pun orang asing yang berani masuk ke daerahnya.

Dikutip dari kumparan.com, Suku Sentinel dikenal berbahaya, bahkan disebut-sebut sebagai suku terganas di dunia. Pasalnya, suku tersebut sangat terisolir dan menolak kontak dengan dunia luar atau kehidupan modern.

Dua orang nelayan juga pernah tewas diserang Suku Sentinel. Mereka pun pernah menyerang dengan anak panah para tim penyelamat pasca-terjadinya tsunami yang datang meggunakan helikopter .

Pemerintah India telah melarang siapa pun berkunjung ke Pulau Setinel karena sangat berbahaya.

Namun meski dikenal sangat berbahaya dan tidak ramah terhadap pendatang, teryata pernah ada seorang wanita yang berhasil mendarat dengan selamat dan 'menaklukkan' hati suku primitif tersebut.

Dilansir laman Thebetterindia.com, wanita itu adalah Madhumala Chattopahdyay, seorang pejabat sekaligus peneliti senior di Kementerian Keadilan dan Pemberdayaan Sosial, India. Tepat pada tanggal 4 Januari 1991, Madhumala adalah orang pertama yang berhasil menjalin hubungan persahabatan dengan suku Sentinel, di Pulau Sentinel, Kepulauan Andaman, India.

Madhumala membuktikan bahwa tindakan yang ia lakukan adalah jauh dari anggapan yang selama ini menjadi ketakutan, karena sejatinya suku tersebut adalah suku paling berbahaya dan terganas di dunia.

''Tidak pernah dalam enam tahun saya melakukan penelitian sendiri dengan suku-suku Andaman. Tidak ada pria yang bertingkah laku dengan saya. Suku-suku mungkin primitif dalam pencapaian teknologi mereka, tetapi secara sosial mereka jauh di depan kita,'' ungkapnya kepada Bengal Publication, pada tahun 2015 lalu.

Tidak hanya itu, Madhumala ternyata sudah sangat tertarik dengan dunia suku-suku di kepulauan Andaman sejak berusia 12 tahun. Di mana saat itu tengah menemukan kliping berita di rumahnya di daerah pinggiran Shibpur, Kolkata, yang berbicara tentang kelahiran seorang anak di atanra suku Onge yang hampir punah.

Dari keinginannya itulah, Madhumala yang telah mempelajari antropologi di bangku kuliah dan berani mengajukan permohonan beasiswa PhD ke Antropological Survey of India untuk melakukan penelitian lapangan di pulau-pulau terpencil ini.

Namun, jalannya untuk melakukan penelitian ternyata tak semulus perkiraannya. Banyak kekhawatiran yang melanda yang memungkinkan hal yang tidak aman untuk melakukan penelitian ke pulau-pulau tersebut.

Tetapi, solusi pun akhirnya datang ketika komite meminta ibu Madhumala untuk menandatangani suatu permohonan bahwa ASI (Antropological Survey of India) tidak akan bertanggung jawab jika ada sesuatu yang tidak menguntungkan yang terjadi selama penelitian.

Pada akhirnya ibu Madhumala menandatangani surat tersebut. Selama enam tahun berikutnya, ia melakukan penelitian tentang suku-suku Andaman. Sampailah pada hari-hari yang ditunggu oleh Madhumala, yaitu tanggal 4 Januari 1991. MV Tarmugli menjatuhkan jangkarnya di dekat bagian barat daya Pulau Sentinel. Dari sana 13 awak dibawa dengan perahu kecil ke pulau.

Ketika mereka melakukan pendekatan, saat itulah para pejabat dan peneliti di kapal pertama kali melihat Sentinelese, beberapa dari mereka bersenjata busur dan panah. Pihak yang berkunjung mengambil inisiatif menjatuhkan kelapa di dalam air. Tiba-tiba, sekelompok kecil Sentinel mendekati mereka dengan sampan dan mengambil persembahan.

Namun, mereka tetap pada senjatanya masing-masing dengan busur panah yang menghadapkan ke para pendatang. Namun, tanpa diduga, ketika penempak panah itu hendak melepaskan panahnya ke arah pendatang, seorang wanita Sentinel berdiri di dekatnya dan melakukan dorongan sehingga panah tersebut meleset tanpa melukai siapapun.

Melihat seorang wanita Senitinel itu dan mengandaikan bahwa mereka tidak mengancam setelah insiden itu, Madhumala langsung masuk ke dalam air dan memberika kelapa secara pribadi.

Ini adalah sejarah dalam pembuatannya. Kontak damai pertama antara sentinelese dan pihak luar yang dipicu oleh kehadiran seorang wanita.

Kasus yang menimpa John Allen Chau, membawa perspektif unik dan sangat dibutuhkan.

''Tetapi bukan seperti mereka menyerang pertama kali, mereka menunjukkan tanda-tanda peringatan melalui gerakan wajah, pisau, busur dan panah dan kemudian mengambil tindakkan jika mereka tidak dihargai. John Allen Chau pasti menghadapi situasi yang sama,'' katanya kepada The Print.***

Editor:hasan b
Sumber:kumparan.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77