Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
7 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
7 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
8 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
10 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
6 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar

Ini Dasarnya Ridwan Saidi Berani Sebut Pendiri Kerajaan Demak Raden Fatah Yahudi

Ini Dasarnya Ridwan Saidi Berani Sebut Pendiri Kerajaan Demak Raden Fatah Yahudi
Ridwan Saidi. (dok)
Kamis, 05 September 2019 07:17 WIB
JAKARTA - Sejarawan Ridwan Saidi dikecam masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terkait pernyataanya bahwa pendiri Kerajaan Demak Raden Fatah seorang Yahudi. Pernyataan kontroversial Ridwan Saidi tersebut tayang di channel Youtube.

Dikutip dari republika.co.id, meski dikecam, Ridwan Saidi tetap mempertahankan pendapatnya, bahwa Raden Fatah sorang Yahudi.

''Raden Fatah itu Yahudi bar-bar. Ini panjang ceritanya, bermula dari kemenangan Ottoman merebut Konstantinopel pada 1453 Masehi,'' ujar dia ketika dihubungi republika.co.id, Rabu (4/9).

Menurut dia, informsi bahwa Raden Fatah merupakan Yahudi bar-bar itu ada dalam buku Ferdinand Mendespito. Menurut Babe, sapaan akrab Ridwan, buku berbentuk laporan perang tersebut menceritakan perang Pasuruan melawan pasukan Yahudi. ''Jadi itu bukan buku karangan, tapi laporan perang,'' ujar mantan anggota DPR periode 1977-1987 itu.

Lebih lanjut dia memaparkan, ketika Islam Ottoman menguasai Konstantinopel, perdagangan Yahudi hancur karena dikuasai juga oleh Islam. Hingga akhirnya pihak Katolik, dalam hal ini kerajaan Portugal memikirkan sebuah cara untuk menghindari keributan antara Islam melawan Yahudi terkait perdagangan internasional tersebut.

''Itu berdasar kesaksian Ferdinand Mendespito, dia yang ditugaskan oleh Raja Portugal untuk menguntit pergerakan pasukan Yahudi,'' ujar lulusan Fisip UI itu.

Dia menegaskan, Pate atau Raden Fatah itu merupakan orang yang sama dan ada di periode yang sama juga. Menurut dia, dalam buku Ferdinand tersebut, juga jelas terpampang namanya.

''Bukan Ridwan Saidi yang bilang, saya kan belum dilahirkan tahun itu dan itu bukan karangan, laporan perang,'' kata dia dengan aksen Betawi yang kental.

Dianggap Menghina

Masyarakat Jawa Tengah mengecam serta mendesak Ridwan Saidi mencabut pernyataannya tersebut. Selain dianggap menghina, pernyataan Ridwan soal Raden Fatah tersebut juga dituding sebagai bentuk penyelewengan terhadap sejarah Islam di Indonesia.

Sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam PC-PMII Kabupaten Demak menggelar orasi di halaman Masjid Agung Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/9). Dalam aksi ini, elemen mahasiswa dan masyarakat Demak mendesak Ridwan Saidi meminta maaf atas pernyataan yang menyebut Raden Fatah dan Sultan Trenggono merupakan Yahudi.

Salah satu tokoh masyarakat Demak, Kholid Muktiyono mengungkapkan, pernyataan Ridwan Saidi tersebut sangat melukai warga Demak.

Ia bahkan menuding pernyataan budayawan tersebut ngawur. ''Sehingga seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Demak bereaksi keras,'' ungkapnya, Rabu (4/9).

Kholid pun mempertanyakan dasar pemikiran Ridwan Saidi hingga berani mengeluarkan pernyataannya yang menyebutkan Raden Fatah merupakan seorang Yahudi dan tidak pantas disebut dengan raden.

Menurutnya, masyarakat di Kabupaten Demak sangat tidak bisa menerima karena sosok Raden Fatah sangat dihormati. Selama ini masyarakat Demak menghormati sosok Raden Fatah karena tokoh ini merupakan pendiri Kesultanan Demak.

Maka ia pun mengingatkan agar Ridwan sebagai seorang Budayawan Betawi tidak asal ngomong. ''Kemarin, pernyataannya mengenai kerajaan Sriwijaya juga sudah menuai banyak reaksi, sekarang menyinggung perasaan kami,'' tegasnya. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77