Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
5 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
3 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
2 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
5
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
2 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua

Waspada! Browsing Menggunakan Mode Incognito di Chrome Tak Selalu Aman

Waspada! Browsing Menggunakan Mode Incognito di Chrome Tak Selalu Aman
Ilustrasi (www.googleappsforedu.com)
Sabtu, 16 Januari 2016 09:14 WIB

BERHATI-HATILAH ketika ingin mengakses internet secara lebih privat di peramban Google Chrome. Memang biasanya banyak pengguna akan memilih untuk memakai mode incognito. Sebab, mode ini memungkinkan penjelajahan di internet tidak disimpan dalam riwayat peramban.

Namun, kejadian yang dialami oleh seorang mahasiswa University of Toronto baru-baru ini menemukan bahwa tidak selalu mode incognito menjanjikan privasi berinternet.

Adalah Evan Andersen, yang berencana login untuk bermain game Diablo III, ternyata disambut oleh video porno yang dilihat beberapa waktu lalu menggunakan mode incognito di Google Chrome.

Mengutip informasi dari laman The Next Web, Jumat (15/1/2016), Andersen menuturkan bahwa dirinya telah menutup peramban setelah menonton video tersebut. Namun, setelah diketahui adanya kesalahan di driver GPU dari Nvidia, memori video tersebut tidak terhapus.

Jadi, ketika ia mencoba untuk memuat frame buffer, kartu grafis malahan menarik apa yang terakhir digunakan oleh Google Chrome. Padahal, seharusnya informasi tidak tersimpan karena ia mengaksesnya dengan mode incognito.

Namun, Andersen mengaku bahwa ia dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurutnya, sebuah patch untuk driver GPU dapat dipakai untuk memastikan bahwa buffer selalu terhapus sebelum dikirimkan ke aplikasi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal tersebut yang biasanya dilakukan oleh sistem operasi dengan CPU RAM. Oleh karena itu, wajar apabila hal itu juga terjadi dengan GPU. Sebagai tambahan, Andersen menuturkan bahwa Google Chrome bisa menghapus sumber daya GPU-nya sebelum berhenti.

Kendati demikian, berdasarkan blog yang dibuat Andersen, baik Google dan Nvidia sudah menyadari masalah ini. Sayangnya, Google berujar bahwa hal ini tak dapat diperbaiki sebab mode incognito di Chrome bukan didesain untuk melindungi pengguna dari pengguna lain dalam satu komputer.

Sementara itu, pihak NVIDIA menjelaskan bahwa masalah ini berhubungan dengan manajeman memori yang ada di sistem operasi Apple, dan bukan kartu grafis NVIDIA. Sebab, driver NVIDIA sudah mengikuti kebijakan dari sistem operasi. Selain itu, masalah ini juga tidak ditemukan di sistem operasi Windows.

Masalah ini adalah bukan yang pertama bagi Google Chrome. Sebelumnya, Google juga sudah mengetahui bahwa ada masalah serupa terjadi untuk Chrome versi mobile. (***)

Editor:Calva
Sumber:Liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77