Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
2
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
Umum
23 jam yang lalu
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
3
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
Umum
23 jam yang lalu
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
4
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
Umum
23 jam yang lalu
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
5
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
2 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
6
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
2 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima

Bagaimana Anak Usia 10 Tahun Bisa Obesitas Hingga 140 Kg? Ini Kata Para Dokter...

Bagaimana Anak Usia 10 Tahun Bisa Obesitas Hingga 140 Kg? Ini Kata Para Dokter...
Aria Permana. (foto: Radar Karawang)
Jum'at, 27 Mei 2016 11:00 WIB

KARAWANG - Normalnya, anak laki-laki berusia 10 tahun memiliki berat badan sekitar 30 kg. Namun, bobot  Aria Permana (10), kini mencapai 140 kilogram. Anak dari pasangan Ade Somantri (42) dan Rokayah (37) tersebut sulit bergerak. Sang juara kelas itu kini sudah tidak sekolah lagi karena kesulitan berjalan.

Bagaimana tanggapan dokter anak atas kasus yang menimpa Aria? Dokter spesialis anak dari National Hospital Surabaya, dr Achmad Yuniari Heryana SpA menganjurkan Aria dibawa ke dokter anak konsultan gizi dan penyakit metabolis atau ahli endokrin.

Hal itu ditujukan untuk mencari penyebabnya. "Sebabnya itu bisa jadi kelainan genetis, hormonal, atau kondisi sebelumnya," kata dokter yang akrab disapa Boy tersebut.

Dengan kondisi Aria yang mudah lelah, Boy menduga ada masalah pada jantungnya. Bisa jadi sudah pada tahap gagal jantung. Selain masalah jantung, menurut dia, obesitas berisiko menimbulkan penyakit lain. "Bisa diabetes melitus tipe dua, hipertensi, batu empedu, dan hiperkolesterolemia," tambahnya.

Dokter Irma Lestari Paramastuty SpA Mbiomed juga mendukung pernyataan Boy. Pola hidup yang buruk, menurut dia, bisa menjadi penyebabnya.

Asupan lebih banyak daripada pengeluaran kalori. "Sering nonton televisi atau main game, lalu makannya banyak. Akhirnya gendut," ujarnya.

Untuk membantu mengurangi berat badan Aria, Irma menyarankan untuk mengubah gaya hidup. Anak bisa melakukan diet. Namun, diet pada anak harus disertai konsultasi ahli gizi. Sebab, diet anak berbeda dengan diet orang dewasa.

"Ingat, anak masih tumbuh," tutur dokter yang berpraktik di RSK St Vincentius A Paulo (RKZ) Surabaya itu. Keluarga pun harus mendukung. Caranya, memberikan contoh hidup sehat.

Aria yang hanya bisa beraktivitas di tempat tidur pun tetap harus melakukan gerakan. Adanya bantuan fisioterapi akan jauh lebih baik. Gerakan bisa membantu tubuh Aria melakukan pembakaran. Diharapkan, bobot Aria bisa turun. Setelah bisa meninggalkan tempat tidur, Aria disarankan untuk melakukan olahraga ringan.

Kegemukan bisa juga terjadi karena faktor keturunan. Nah, Irma memberikan tip bagi keluarga yang mempunyai potensi keturunan gemuk, yakni pemberian air susu ibu (ASI).

ASI bisa mematikan kromosom yang membuat anak berpotensi gemuk. "Anak ASI itu biasanya tidak obesitas," tuturnya.***

Editor:ridwan iskandar
Sumber:pojoksatu.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/