Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
24 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
2
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
23 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
3
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
24 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
4
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
23 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
5
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
23 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
6
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Umum
24 jam yang lalu
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
(Catatan Perjalanan Dua Negara)

Arab Saudi VS Amerika Serikat

Senin, 17 Oktober 2016 13:21 WIB
Penulis: Bagus Santoso
Arab Saudi VS Amerika SerikatBagus Santoso
SIAPA yang tak kenal negara Amerika Serikat, negara yang mendapat sebutan super power. Dengan kemajuan ekonomi, teknologi dan peradaban dengan gaya baratnya.

Dan siapa yang tidak kenal Arab Saudi, negara kerajaan yang mashur tersebab ada Ka'bah, kiblat umat muslim sedunia. Negaranya kaya karena memiliki sumber daya alam minyak, dengan ciri khas gaya Timur Tengah.

Amerika dan Arab adalah dua negara berbeda gaya tapi sama rasa. Kedua negara ini rakyatnya sejahtera dan makmur. Maka di dua negara beda benua ini stabilitas keamanan negerinya relatif stabil, untuk saat ini.

Versus (vs) pada judul yang menjadi catatan penulis pada lawatan ke-dua negara Barat dan Timur Tengah. Memaknainya sebagai pembanding berdasarkan catatan langsung - melihat dari dekat perkembangan pembangunan infrastrukur serta pelayanan umum plus pernak-pernik kehidupan sosial dan kemasyarakatan serta sejarah.

Negara Amerika berdiri berdasarkankan idealisme liberal, oleh Thomas Jefferson disebut idealisme yang menjamin hak hidup bebas, dan pengejaran kebahagiaan. Amerika merdeka dari Inggris berkat bantuan Perancis pada tanggal 4 Juli 1776. Pada tahun inilah lahir Kontinental konggres di kota Philadelpia.

Sementara Arab Saudi berdiri menjadi negara kerajaan setelah mendapat bantuan dari Inggris. Tepatnya tahun 1902, dinasti Saud menyerang dan merebut kota Riyad dari kekuasaan Khilafah Islamiyah Usmaniah yang terpusat di Turki.

Arab dan Amerika sebenarnya baru menjadi negara sahabat pada tahun 1933. Seiring dengan ditemukannya ladang minyak. Amerika mendapat hadiah besar l Arab dengan rela hati memberinya konsesi pengelolaannya dalam masa 60 tahun.

Dalam perjalanan sejarah, Amerika sudah berganti Presiden hingga 44 kali. Dan yang membuat menarik, dengan pemerintahan menjunjung tinggi atas nama demokrasi. Sekarang Barack Obama warga kulit hitam sebagai presidennya.

Peran Amerika dikancah dunia di militer, ekonomi dan teknologi sangat berpengaruh terhadap hitam putihnya dunia.

Sementara di Kerajaan Arab, pergantian pucuk pimpinan menganut sistem kerajaan. Yakni turun temurun dari dinasti Suud. Dalam sebuah literatur disebutkan keturunan dari Suud lebih dari 100-an orang. Raja Arab ini mempunyai isteri banyak, dengan taktik menikahi putri tetua suku- suku sebagai langkah pemersatu.

Sampai sekarang masih ada 3 orang yang silsilahnya langsung ke Suud yakni Salman Raja Arab sekarang, Moqren adik Salman lahir dari satu bapak beda ibu. Moqren baru saja di pecat dari jabatan wakil perdana menteri oleh kakaknya sendiri Raja Salman.

Tidak hanya memecat Moqren dari wakil Perdana Menteri. Moqren juga dicoret namanya sebagai pewaris takhta Putera Mahkota. Dengan peristiwa ini banyak kalangan memprediksi akan terjadi perebutan penguruh di internal kerajaan.

Peran Arab Saudi di dunia terutama Negara Islam dihormati karena adamya dua kota peninggalan Nabi yaitu Makkah dan Madinah. Tetapi dalam kancah politik Arab Saudi lebih cenderung bersikap mendua dalam memandang problematika umat Islam terutama soal Palestina dan Yerusalem.

Hal ini diperkirakan tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya Arab Saudi yang bersekutu dengan blok barat yaitu Inggris. Sementara Inggris dan Perancis, adalah sekutu Amerika Serikat.

Sedangakan Palestina dan Yerusalem oleh negara barat jelas ada keterkaitan benang merah sejarah dari golongan ahli kitab Yahudi.

Dalam kontek hubungan persahabatan antar negara Arab Saudi menjadi sekutu Amerika di kawasan Timur Tengah . Ditandai dengan kerjasama di pangkalan militer untuk zona kawasan Teluk.

Dan yang membuat berang sebagian negara Islam, Arab Saudi menyediakan pangkalan udara bagi Amerika untuk menggempur negara-negara Islam seperti Irak, Iran dan Afganistan.

Dalam kontek ibadah yakni adanya Makkah dan Madinah, membuat sejumlah negara Islam ikut mengkritisinya. Terutama dalam pelayanan menjaga dua kota peninggalan Nabi Muhammad SAW, Makkah dan Madinah.

Sejarah membuktikan keberadaan Makkah dan Madinah sejak zaman. Nabi Muhammad, sahabat lalu kekhalifahan. Siapapun yang memimpin maka Makkah dan Madinah selalu dipelihara dan terpelihara.

Dengan sikap politik ganda Arab Saudi membuat hubungan yang kurang sinergis sesama negara muslim. Secara tersurat dan tersirat menyatakan. Agar ritual ibadah haji tidak dijadikan alat oleh kerajaan Arab Saudi untuk membungkus alat politik. Sebab Makkah dan Madinah milik semua umat muslim.

Dalam kontek agama, Makkah dan Madinah menjadi kiblat umat Islam. Tapi dalam persoalan keberpihakan politik, bisnis apalagi teknologi, Arab Saudi bukan kiblat negara-negara muslim.

Dilarangnya warga Irak menunaikan ibadah haji pada tahun 2016 ini tidak terlepas dari kurang harmonisnya hubungan antara dua negara muslim ini. Irak cenderung melawan Amerika sedangkan Arab Saudi - bersetia kawan dengan Amerika.

Di kerajaan Arab Saudi sendiri sebenarnya dari keturunan Suud pada masa Raja Faisal dikenal keras dengan Barat. Hanya saja langkah Raja Faisal tidak mendapat sokongan dari semua saudara maranya. Mereka lebih senang bersekutu dengan Amerika.

Untuk kepemimpinan sekarang, raja Salman adalah Raja yang hafiz al-quran. Belum lama sang raja meninggalkan presiden Barack Obama begitu saja, saat terdengar suara adzan. Namun dalam hubungan bilateral tetap akrab.

Kembali pada kontek melihat kedua negara pada era dunia modern. Di Amerika kebebasan dan persamaan hak menjadi andalan dalam pandangan hidup. Negerinya maju rakyatnya makmur. Kehidupan sosialnya sangat ramah dan saling menghargai. Meski sisi gelapnya kriminalitas, dan kebebasan gaya hidup juga tinggi.

Kedisiplinan dan komitmen membangun negara yang bersih membuat Amerika, disebut lebih Islami dalam kehidupan bermasyarakat, Hanya satu yang membuat beda yakni Amerika tidak ber-Tauhid.

Menurut penuturan Muhamad, rombongan jamaah haji, kenalan penulis saat tinggal di Transit kawasan Zahir Makkah. Dalam bertetangga warga Amerika sangat mengutamakan dan menghormatinya. Bahkan mereka suka menawarkan diri untuk saling menjaga anak atau rumah jika ada yang bepergian.

Mereka saling menghormati dalam menjaga lingkungan rumah. Mereka tak segan-segan untuk menolong menjagakan anak-anak. Kata Muhammad, adik Gubernur Aceh - yang pernah kuliah dan hidup di Amerika selama 15 tahun. Muhammad kini tinggal di Jakarta.

Di negara adi kuasa, yang pada masa lalunya juga menyimpan arsip peran ahli kitab dalam membangun negara. Dalam perjalanannya kini bergeser menjadi sekuler. Agama dan negara dipisahkan, Agama bukan jadi perkara yang penting. Warganya bebas untuk ber-Tuhan dengan apa saja asalkan saling menghormati dan menghargai antara sesama.

Kebebasan beragama disamakan dengan kebebasan bebas lainnya. Diantaranya paham lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), Di Amerika kelompok ini tidak ditutup- tutupi, mereka memasang bendera didepab rumahnya untuk mengatakan eksistensi mereka sebagai LGBT.

Amerika adalah Tanah harapan. Demikian warga negaranya mengatakan. Mengingat terbukanya Amerika terhadap semua orang yang datang mengejar dan menaruh mimpi untuk merubah kehidupan yang lebih mapan.

Negara yang cikal bakalnya ditemukan oleh Cristopus Columbus ini, memilih sistem federal untuk mengikat persatuan bangsanya. Kalau di Indonesia dengan NKRI-nya. Sistem federal telah membawa Amerika maju dan jaya.

Ibukota Arab Saudi bernama Riyad, tetapi yang membuat tersohor dan mashur bukan Riyad melainkan kota Makkah dan Madinah. Dua kota ini menjadi kekuatan magnet yang luar biasa untuk menarik perhatian umat sedunia. Tidak hanya dalam prosesi keagamaan tetapi juga ladang perdagangan.

Makkah kota tempat kelahiran Nabi Muhammad pada tahun 571 masehi, Dan Medinah - dulunya bernama Yatsrib tempat wafatnya Rasulullah. Ditempat kelahiran Nabi Muhammad ada Masjidil Haram yang didalamnya ada Kakbah kiblat umat muslim sedunia.

Sedangkan di tempat wafatnya, Madinah terdapat Masjid Nabawi didalamnya ada Roudhoh (baca; taman surga) dan makam Rasulullah.

Tersebab inilah dua kota di hamparan gurun pasir dan bukit terjal berbatu ini keramaian dan kemakmuran penduduknya mengalahkan negeri yang subur seperti Indonesia.

Dengan penghasilan besar dari sumber daya alamnya, rakyat Arab yang kerja maupun tidak kerja mendapatkan subsidi yang cukup. Setiap anak lahir berhak atas subsidi untuk kebutuhan hidup dari makan, kesehatan dan pendidikan.

Keagungan dan kemasyhuran nama Makkah dan Madinah melebihi kota manapun di dunia. Sekarang dua kota yang berjarak 438 Km - memerlukan waktu 8 jam perjalanan dengan bus dari Makkah - Madinah atau sebaliknya.

Pada Zaman Rasullullah hijrah Makkah - Madinah ditempuh selama 12 hari 12 malam. Di dua kota ini jika anda mengunjunginya akan merasakan kenyamanan dan kedamaian jika tujuannya beribadah. Dan mendapatkan berbagai barang yang super mewah jika hobi shoping.

Penulis mengunjungi sejumlah kota metropolis Amerika Serikat. Sebut saja San Fransisco, Philadelpia, Washington dan New York. Di kota dengan tiga musim ini alamnya sangat indah.

Dari geografis dan kondisi alam, maka Amerika dengan Arab berbeda seratus derajat. Arab gurun pasir, Amerika hamparan rumput hijau. Arab berbukit terjal dan berlembah batu, Amerika berbukit hutan menghijau dan berlembah sungai yang mengalirkan air jernih.

Membandingkan kedua negara ini Dari geografis dan cuaca jelas sangat berbeda. Dan perbedaan paling nyata antara Arab dan Amerika pada pandangan hidup dan gaya hidup.

Modis Versus Gamis

Amerika mengusung panji demokrasi, bersifat terbuka untuk semua umat manusia. Amerika bergaya modis, Arab bangga dengan gamis. Arab sebuah kerajaan dengan aturan syariat Islam. Amerika dengan sekulernya.

Khusus di kota Makkah dan Medinah terdapat tanah halal dan tanah haram. Ada bumi yang tidak boleh dimasuki selain orang muslim. Non muslim dilarang masuk.

Sedangkan Amerika seluruh ceruk wilayahnya bebas dikunjungi. Tidak ada batasan diperbolehkan atau dilarang, asalkan punya uang dan urusan visa keluar - silahkan berlayar ke Negara Paman Syam.

Untuk mendapatkan visa ke Amerika lebih ketat dan rumit dibandingkan ke Arab. Waktu mau masuk cek visa di bagian Imigrasi Amerika juga lebih ketat. Apalagi sejak kejadian peristiwa runtuhnya menara WTC.

Tidak semua orang bisa masuk Amerika meski visa sudah ditangan. Jika pada wawancara kedutaan Amerika di Jakarta atau tidak berkenan dengan mudahnya kedutaan Amerika menolak - diberikan surat warna merah.

Tiap hari ratusan turis atau yang mengurus bisnis berdatangan ke Amerika. Keramaiannya sama seperti di bandara Jeddah Arab. Antrian panjang mengular di cek in paspor di bandara.

Ridwan Sutopo dari 5 orang kawan sekampung penulis menjadi warga negara Amerika. Mereka betah di Negeri paman syam karena belum mendapatkan job yang menarik di Indonesia.

Dari perbandingan tersebut ada satu perkara menarik. Penulis mendapatkan bahan informasi terkait lika- liku asimilasi dari perkawinan.

Amerika yang mengusung persamaan hak telah sukses menghapus politik aparheid dan perbudakan. Warna kulit dan dari mana anda datang punya hak sama. Di Amerika kebebasan dan hak azazi manusia dalam segala aspek kehidupan.

Hasilnya terjadi perpaduan dan percampuran peradaban. Tidak ada larangan kulit putih menikahi kulit hitam, dan tak ada pantangan orang mata sipit kawin dengan mata biru.

Bahwa siapa saja yang hidup di Amerika punya kesempatan yang sama. Mereka menjalani kehidupan dengan kompetensi dan profesionalisme. Siapa cerdas dia dipakai, siapa unggul dia menang. Tidak heran peradaban yang diraih Amerika terutama dalam bidang teknologi sampai detik abad ini, menjadi Kiblat dunia.

Pada kunjungan penulis ke San Fransisco untuk melihat pembangunan bendungan air yang digunakan sumber baku air minum seluruh penduduk negara federal paling barat ujung dunia. Penulis dijumpakan langsung seorang wanita muda. Menilik dari postur tubuhnya ia berasal dari Asia. Susan Hoe, wanita muda bermata sipit - penulis tidak sangka dan duga, setelah berkenalan ternyata wanita imigran dari Cina ini orang super penting.

Ia Direktur Utama yang menangani proyek senilai 800 triliun. Atau hampir setara separuh dana APBN Indonesia pada tahun 2016. Wanita cekatan ini masih singel, sungguh luar biasa. Di San Fransisco negara bagian yang sangat maju ini, warganya kebanyakan imigran dari Asia - maka Gubernurnya juga dari Asia keturunan Cina.

Bagaimana dengan Arab Saudi. Di bumi tempat diturunkannya wahyu untuk nabi Muhammad untuk memperbaiki akhlak manusia. Di bumi yang melalui perantara nabi tidak diperbolehkan perbudakan jauh sebelum Amerika menerapkanya.

Di bumi yang dengan firman Allah katakan kami ciptakan manusia berbeda suku dan bahasa untuk saling kenal mengenal. Ketetapan wahyu yang menyamakan semua manusia. Hanya kadar taqwa yang membedakannya.

Fakta yang terjadi, anda laki-laki Indonesia tolong berpikir ulang sejuta kali jika akan menikahi wanita Arab. Kenapa wanita Arab yang nikah dengan pria beda trah Arab akan dihapus garis nasab keluarga besarnya. Kemudian dicabut hak subsidi jatah kebutuhan hidup bulanan dari kerajaan Arab.

Tidak hanya itu saja, untuk menikahi wanita Arab harus mengukur dalamnya saku celana.- Untuk antaran minimal harus ada duit 500 ribu real atau setara Rp 1,4 miliar. Di samping kebutuhan material juga harus siap stamina untuk pemenuhan kebutuhan batin, yang menurut cerita sebut saja Salim. Seorang sopir dari Indonesia - bahwa stamina Arab sangat ganas luar dalam.

Sebut saja untuk keuangan bisa lipat 10 kali dibandingkan di Indonesia. Kata Ustad Ali Ambar mantan mahasiswa Timur Tengah dan kini sebagai dosen STAIN Bengkalis. Satu porsi makan tidak cukup seekor ayam. Minimal 5 ekor. Bermakna makan, dan shoping menjadi kesenangan wanita Arab.

Lalu, untuk urusan di ranjang. Kata Ustad Jumdan mahasiswa di perguruan tingi Makkah asal NTB. Saat penulis mampir kerumah kos-kosan dekat kawasan Kampus. Bercerita tentang temannya, sebut saja namanya Adil dengan terpaksa menerima tawaran dinikahkan dengan janda Arab. Demi menyelamatkan diri dari kejaran polisi. Sebab visanya tak diperpanjang, statusnya jadi ilegal. Apa yang terjadi teman tak beruntung ini mengaku angkat tangan.

Dia mengaku bernasib sial, sebelum nikah dikejar satu polisi, setelah menikah dikejar dua polisi. Satu kasis Ilegal imigrasi dan kedua tak kuat melawan isteri. Kisah ngeri tapi buat geli hati.

Sebaliknya pria Arab punya kebebasan mengambil wanita dari mana saja. Aturan yang beda membuat kisah akhir yang berbeda pula nasab dan nasibnya. Jika wanita di Puncak Bogor dikawini pria Arab, maka anak yang dilahirka berhak atas silsilah turunan.

Untuk urusan kawin di Puncak Bogor, penulis belum dapat referensi dari wanita Indonesia - yang dikawini pria Arab. Apakah cukup kawin siri atau kawin resmi.

Bayangan beratnya menikahi wanita Arab membuat para lelaki warga negara dari luar arab yang bekerja di Arab bertahan jomblo. Padahal kontrak kerjanya sampai puluhan tahun. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan batin mereka.

Pokoknya saya konsentrasi kerja dan kerja pak. Gak ada rasa mau ngapa-ngapa lagi. Kata Ridwan, ayah satu anak. Isterinya yang asli Indonesia tetap tinggal Majalengka. Namun akhirnya si isteri minta cerai dengan dalih tidak cocok lagi.

Driver bus yang sudah 15 tahun kerja di Makkah ini bercerita kehidupannya - sambil tetap melaju diatas 100 km perjam di jalanan Makkah - Madinah.

Omongan Ridwan sama persis yang dirasakan pria lainnya sebut saja Ahmed, pedagang air minum dari Yaman, atau Jerhur dari Banglades petugas cleaning service hotel. Mereka lebih memilih bertahan di rantauan Arab. Dan memilih menikah dengan wanita kampung halaman, meski balik kampung hanya setiap dua tahun sekali.

Tidak hanya masalah kebutuhan hidup dan ranjang. Jika ada niat menyunting wanita Arab maka menabunglah . Setelah tahu berapa jumlah minimal nominal angka untuk antaran. Maka Jika anda berat menggenapi minimal
Duit sebesar 500 juta real, urungkan saja. lebih baik hasrat diepensam saja,

Haji dan Bisnis

Mari sekarang kita bicara serius dalam bab ibadah haji. Inilah Arab Saudi. Haji dan umroh bagi Arab sama dengan niaga atau bisnis. Meski dengan bahasa agamis, Arab memuji diri sebagai pelayan dua kota suci. Maka dengan senang hati kerajaan Arab menerima semua bangsa. Beda banget ketika bicara perkawinan.

Pada tataran ibadah semua muslim masuk ke Makkah dan Madinah dihalalkan. Datangnya jutaan muslim bermakna mengalirnya dolar dan riyal ke Arab.

Maka untuk memanjakan dan pemenuhan hajat orang belanja baca shoping Arab tak segan menggandeng pengusaha barat terutama Amerika. Arab juga menjalin keakraban dengan Cina dan Korea.

Pelataran Masjidil Haram dibangun hotel dan pusat perbelanjaan megah juga menggandeng Amerika. Proyek transportasi dan yang sedang dikerjakan saat ini, yaitu rel kereta api serta infrastruktur bangunan juga banyak di kerjakan Cina.

Pada tatanan bisnis tidak terlepas peran pengusaha Amerika, Cina dan negara- negara non muslim. Barang dan benda mewah seperti mobil, perabotan rumah tangga, alat elektronik adalah produk dari negara Amerika, Eropa, Cina serta Korea.

Pernak-pernik peralatan untuk sholat nyaris tak ada yang produk Arab sendiri. Dari tasbih, sajadah, kopiah, gamis, hingga mie instan sampai mainan. Produk Indonesia, sarung, kain tekstil dan Indomie Ikut meramaikan Mal dan Toko Arab.

Arab dan negara Islam setakat ini masih bangga dengan produk negara non muslim. Saya tak mendapatkan jawaban saat dihadapkan pada kenyataan, terkadang kita menghujat peradaban lain tetapi kita dengan senang bahkan bangga menggunakan produk Yahudi.

Sebab faktanya negara-negara muslim dalam urusan teknologi abad 20 ini seperti roda pedati tertutup bayangan matahari. Negara muslim pengguna bukan pencipta, Jadi konsumen, tempat pemasaran bukan produsen.

Sampai kapan muslim puas diri sebagai ladang penjualan? Bukankah kejayaan muslim masa lalu sanggup menguasai sain dan teknologi? Apakah akan ada kembali zaman keemasan nabi, Sahabat Rasul dan Khilafah Islam , atau itu semua sekedar masa lalu?

Mari kita bandingkan dua kota di Arab dan dua di Amerika. Makkah dan Madinah dengan Philadelphia dan New York. Dua kota di Arab dan Amerika Serikat ini jika kita bandingkan ada persamaan dan perbedaan.

Pada tataran peradaban dunia sebagai muslim saya akan mengatakan Mekah dan Medinah adalah tanah peradaban Islam yang tidak akan tertandingi oleh popularitas kota atau negara manapun serta keyakinan apapun.

Karena di dua kota ini ajaran Tauhid - telah membedakan antara muslim dan non muslim, di dua kota ini kebenaran hakiki telah lahir dan di pegang teguh umat muslim.

Tapi jika dipandang dari sudut kemajuan pembangunan dan penataan tata kota. Empat Kota yang ada di lain benua ini sama-sama berpacu membangun infrastruktur dan mempersolek wajah kota.

Dalam perspektif peradaban, Philadelpia mempertahankan diri sebagai kota terindah dan damai. Philadelphia tetap dipertahankan, sebagai kota dengan bangunan peninggalan bersejarah.Tak ada pugar memugar, tetap di jaga keasliannya. Rumah, pagar, jalan, gang dan pekarangan sengaja dengan gaya lamanya.

Otomatis Kota tua ini sudah stagnan tidak lagi memugar dan membangun gedung baru. Luas jalan tetap sempit karena zaman penguasaan Inggris hanya untuk jalan delman.

Lain di New York pembangunan dengan teknologi canggih terus di geber. New York adalah sebuah kota canggih dan modern. Gedung WTC yang ditabrak pesawat, kini sudah dibangun lebih gagah dan megah. Di kota ini Istana Presiden Gedung Putih dengan segala kehebatan dan kemegahan berdiri kokoh.

Bagaimana Makkah dan Madinah, nyaris semuanya dipugar. Hanya Ka'bah yang asli, lainnya sudah diubah dengan bangunan baru. Masjidil Haram, Masjid Nabawi tidak luput dari perbaikan dan perluasan. Pengembangan ini karena terkait dengan kunjungan umat Islam yang terus berjubel setiap detik.

Membandingkan Arab - Amerika, dan dua kotanya Makkah - Madinah dengan Philadelpia - New York. Kedua negara ini bersahabat, walau berbeda gaya dan agama. Kesamaan di kedua negara sama-sama makmur rakyatnya.

Tentang keberpihakan dalam problematika umat manusia semua negara berinduk kepada PBB. Tentang arah kiblat sholat umat Islam negara Islam sejagat raya ke Makkah. Tapi kiblat teknologi negara barat Amerika masih menguasainya.

Keberpihakan pada dinamika politik modern, tidak semua negara muslim sepaham dengan langkah Arab Saudi. Arab memang kiblat sholat, karena ada Ka'bah - tetapi tidak pada kiblat politik, ekonomi dan tekhnologi.

Sedangkan Amerika, dalam berbagai keputusan terkait problematika dunia bersikap terang-terangan memihak kepada sekutu dan negara sahabatnya. Soal Pelestina dan Yerusalem, Amerika tidak pernah sejalan dengan sikap negara-negara muslim.

Sementara sesama negara muslim sendiri juga tidak seirama dalam membantu negara Palestina, Bahkan Arab Saudi juga terkesan bersikap mendua. Sehingga Masjidil Aqsa arah kiblat pertama umat muslim ini, masih terus bersengketa. Inilah Amerika dengan kekuatan ekonomi, teknologi dan militernya. Dan disanalah Arab Saudi dengan keistimewaan dan kekurangannya. ***

Bagus Santoso adalah anggota DPRD Provinsi Riau, dari Fraksi PAN‎.

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77