Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
13 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
14 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
13 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris

Memilukan, 2 Bocah Bersaudara di Kota Besar Indonesia Terpaksa Bergantian Seragam ke Sekolah

Memilukan, 2 Bocah Bersaudara di Kota Besar Indonesia Terpaksa Bergantian Seragam ke Sekolah
Bayu dan Rehan bersama ayah dan ibunya menerima kunjungan salah seorang anggota DPRD di gubuk mereka. (liputan6.com)
Selasa, 28 November 2017 10:18 WIB
MAKASSAR - Cerita memilukan ini bukan ditemukan dalam film, tapi kisah nyata yang terjadi di salah satu kota besar di Indonesia, yakni di Makassar, Sulawesi Selatan. Dua bersaudara, Bayu dan Rehan, terpaksa bergantian menggunakan seragam agar tetap bisa sekolah.

Dikutip dari liputan6.com, adik kakak, Bayu dan Rehan, tinggal di sebuah gubuk berukuran 3x3 meter persegi di Jalan Sepakat, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.

''Tak ada uang lebih untuk belikan mereka masing-masing seragam sehingga hanya bergantian ketika ke sekolah. Untuk asap dapur saja susah,'' kata Jumriah, ibu kedua bersaudara itu saat ditemui di gubuknya, Senin, 27 November 2017.

Selama suaminya, Daeng Rangga menderita sakit strok dan hanya menjalani perawatan digubuk kecilnya tersebut, Jumriah menjadi satu-satunya tumpuan hidup keluarga dengan menawarkan jasa mencuci pakaian keliling.

''Tapi karena zaman sekarang sudah banyak laundry, jadi panggilan cuci pakaian kadang ada, kadang juga sama sekali tak ada,'' keluh Jumriah.

Untuk membantu perekonomian keluarga, kedua buah hatinya, Rehan yang duduk di bangku kelas 6 SD Baraya 3 Makassar dan adiknya, Bayu yang duduk di bangku kelas 4 SD Baraya Makassar itu terpaksa mencari tambahan dengan ikut memulung usai pulang sekolah.

''Rehan dan Bayu biasanya ke tempat penampungan pemulung bantu memilah-milah bahan bekas di sana,'' ujar Jumriah.

Kasihan melihat kondisi Rehan dan Bayu yang merupakan muridnya tersebut, Fatma yang merupakan guru olahraga di SD Baraya 3 Makassar itu kemudian mencoba meluapkan rasa harunya melalui unggahan di akun media sosial Facebook miliknya.

Fatma mengetahui kondisi miris muridnya tersebut bermula saat ia menegur Rehan karena dia satu-satunya murid yang tidak mengenakan seragam olahraga pada saat pelajaran olahraga berlangsung.

Saat ia tanya ke Rehan mengapa tidak mengenakan seragam olahraga, Rehan lalu menangis dan mengakui seragam olahraganya basah karena dicuci. Seragam itu habis dipakai oleh adiknya, Bayu.

Kisah haru mengenai kondisi Rehan dan Bayu yang diunggah Fatma itu, akhirnya menggugah hati seorang legislator DPRD Kota Makassar asal fraksi Demokrat, Basdir. Dia mencari tahu alamat Rehan dan Bayu. Akhirnya, ia pun menemui kediaman adik kakak itu.

Dengan mata berkaca-kaca, Basdir pun memeluk kedua bersaudara itu dan memberikannya seragam sekolah yang selama ini menjadi impiannya. Keduanya pun turut bahagia mendapatkan seragam sekolah lengkap pemberian dari Basdir.

Di hadapan Rehan dan Bayu, anggota Komisi D DPRD Makassar itu pun menyemangati keduanya agar tetap semangat untuk terus bersekolah demi mengejar masa depan yang baik.

Basdir pun mengungkapkan kisah yang sama saat dia juga masih duduk di bangku SD. Basdir mengaku pernah berada pada kondisi yang sama dengan Rehan dan Bayu. Keluarganya terbilang miskin, tetapi ia tetap memaksa kedua orangtuanya untuk menyekolahkannya.

''Saya dulu kalau pulang sekolah, pergi keliling jual sembarang, biasa es lilinnya orang, nasi bungkus, dan semacamnya. Nah, sekarang bisa juga jadi anggota DPRD. Jadi sekolah baik-baik yah, Nak,'' kata Basdir sambil menepuk bahu Rehan yang duduk tepat di sampingnya.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/