Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
10 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
5 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
5 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
10 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Mahathir: Negara yang Bertanggung Jawab Harus Kurangi Pinjaman atau Menjadi Kambing Hitam

Mahathir: Negara yang Bertanggung Jawab Harus Kurangi Pinjaman atau Menjadi Kambing Hitam
Mahathir Mohamad dan pendukungnya merayakan kemenangan. (okezone)
Kamis, 10 Mei 2018 19:04 WIB
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri terpilih Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan akan meninjau ulang perjanjian perniagaan dengan China dan pinjaman dari Negara Tirai Bambu tersebut yang dianggap merugikan Malaysia.

''Apa yang meresikokan kami adalah pinjaman yang dibuat kerajaan. RM55 triliun hanya untuk Rel Pantai Timur dan juga pinjama-pinjaman lain yang mana akan menjadi beban besar kepada negara,'' ucapnya seperti dikutip dari tribunnews.com yang dilansir astro AWANI, Kamis (10/5/2018).

''Sebuah negara yang bertanggung jawab harus mencoba untuk mengurangi pinjaman atau ia akan menjadi kambing hitam,'' lanjut dia.

Selain itu, Pakatan Harapan (PH) menolak berita palsu dan peraturan tentang anti berita palsu juga akan dikaji ulang untuk keperluan perundang-undangan.

''Kami tidak ingin berita palsu. Tapi sudah pasti kami akan mengkaji peraturan tersebut apakah ada indikasi melawan berita palsu atau hanya untuk kepentingan politik,'' ujar Mahathir.

''Untuk sekarang, apa yang kami lihat terhadap peraturan itu bertujuan untuk menutup mulut lawan politik,'' tambahnya.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/