Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
6 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
2 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
32 menit yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
21 menit yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks

Pemerintah Diminta Serahkan Pengelolaan Blok Rokan ke Pertamina

Pemerintah Diminta Serahkan Pengelolaan Blok Rokan ke Pertamina
Ilustrasi pengeboran minyak. (sindonews.com)
Senin, 30 Juli 2018 10:34 WIB
JAKARTA - Pengelolaan Blok Rokan di Provinsi Riau pasca berakhirnya kontrak pengelolaan blok tersebut oleh PT Chevron Pacific Indonesia Agustus 2021 mendatang, tengah diperebutkan antara PT Pertamina (persero) dengan PT Chevron.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerahkan pengelolaan Blok Rokan itu untuk selanjutnya kepada PT Pertamina.

''Kontrak Blok Rokan segera habis pada 8 Agustus 2021. Namun, keputusannya akan diumumkan dalam waktu dekat ini. Pengelolaan selanjutnya harus diserahkan ke PT Pertamina (Persero), jangan lagi ke Chevron,'' tegas Inas Nasrullah Zubir dalam keterangan yang diterima, Senin (30/7/2018), seperti dikutip dari sindonews.

Inas berkeyakinan bahwa dengan pengalaman sebagai perusahaan Migas nasional terbesar selama lebih dari 50 tahun, Pertamina mampu mengelola Blok Rokan.

''Kita mengharapkan pemerintah memberikan blok tersebut kepada Pertamina dengan membatalkan Permen ESDM No. 23/2018,'' kata anggota dewan dari Fraksi Partai Hanura ini.

Menurut Inas, dampak positif lain ketika Blok Rokan dipegang Pertamina adalah menambah aset Pertamina yang memiliki tugas melayani kepentingan publik (public service obligation/PSO) menjadi lebih kuat, karena punya sumber minyak sendiri di Tanah Air.

''Memenuhi ketentuan pasal 33 UUD 45, di mana selama ini terlanggar karena diberikan kepada asing. Saatnya sekarang perusahaan anak negeri mengelola hasil negerinya sendiri dengan produksi yang cukup besar,'' ujar dia.

Inas menegaskan, kesempatan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina akan memenuhi Nawa Cita yang selama ini kerap didengungkan Presiden Joko Widodo menuju kedaulatan energi.

''Ini akan menjadi tonggak dimulainya kedaulatan energi. Jika Blok Rokan tidak diserahkan dan dikelola Pertamina, padahal kontrak Chevron telah habis, itu sama saja mengkhianati Nawa Cita,'' ujar dia.

Sementara itu, informasi yang diperoleh, nasib pengelolaan Blok Rokan ke depan apakah akan kembali dikelola Chevron atau diserahkan ke Pertamina akan diumumkan pada Selasa (31/7).

''Sekali lagi, saya sebagai bagian anak bangsa, serta ratusan juta rakyat Indonesia lainnya, sangat menantikan Pertamina untuk mengelola Blok Rokan. Ingat, blok itu menyumbang 25-26 persen produksi minyak nasional,'' jelas dia.

Sekedar informasi, Chevron telah mengelola Blok Rokan selama 94 tahun, yakni sejak 1924 ketika perusahaan itu masih bernama Caltex.

Luas Blok Rokan mencapai 6.220 kilometer persegi (km2). Blok tersebut memiliki hampir 96 lapangan minyak. Namun, lapangan yang tergolong memiliki potensi minyak besar hanya Duri, Minas, dan Bekasap.

Lapangan Duri menjadi sempat menjadi primadona karena bisa menghasilkan minyak bumi dalam jumlah besar.

Lapangan yang ditemukan pada 1941 dan berproduksi 1958 ini mencapai titik puncak 65 ribu barel per bari pada 1965. Setelah itu mengalami penurunan produksi secara alamiah.

Namun, belakangan produksi Lapangan Duri bisa mencapai 300 ribu barel per hari pada 1994. Hingga saat ini, Lapangan Duri telah menghasilkan lebih dari 2,6 miliar barel minyak.

Lapangan andalan lainnya adalah Minas dan diklaim sebagai terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Lapangan yang ditemukan 1944 dan berproduksi 1952 itu menghasilkan minyak jenis Sumatran Ligth Crude yang diklaim terkenal di dunia. ***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/