Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
23 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
23 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
23 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
4
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
23 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
5
Rihanna Sebut Album Barunya Istimewa
Umum
23 jam yang lalu
Rihanna Sebut Album Barunya Istimewa
6
Meski Terjal, Peluang Persis Ke 4 Besar Masih Terbuka
Olahraga
3 jam yang lalu
Meski Terjal, Peluang Persis Ke 4 Besar Masih Terbuka

Ini Kriteria Calon Presiden yang Harus Dipilih Warga Muhammadiyah pada Pilpres 2019

Ini Kriteria Calon Presiden yang Harus Dipilih Warga Muhammadiyah pada Pilpres 2019
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. (lp6c)
Senin, 13 Agustus 2018 08:48 WIB
JAKARTA - Seluruh warga Muhammadiyah diimbau menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum legislatif (Pileg) serta pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019 mendatang.

Imbauan tersebut disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir usai pidato kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Malang, Minggu (12/8/2018). Haedar juga meminta warga Muhammadiyah cerdas menentukan pilihannya.

''Tidak boleh golput, tapi tetap harus cerdas. Pilih mereka yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan kroninya,'' ujar Haedar Nasir, seperti dikutip dari liputan6.com.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan warga Muhammadiyah agar memilih calon presiden yang tidak menghalangi usaha dan dakwah Muhammadiyah. Meski demikian, warga Muhammadiyah harus tetap santun dalam berpolitik. Mengutamakan menjaga toleransi dan rasionalitas.

''Siapapun presiden dan wakil presiden yang terpilih, harus bisa membangun sumber daya manusia,'' tutur Haedar.

Muhammadiyah juga mengkritisi kandidat yang membawa isu suku, agama dan ras (SARA) dalam berkampanye, juga yang kerap kampanye dengan ujaran kebencian.

''Silakan analisis sendiri. Dari dua pasangan itu siapa yang membawa primordialisme dan mana yang tidak,'' urai Ketua PP Muhammadiyah tersebut.

Muhammadiyah juga mengingatkan pada negara agar tak menyerah pada politik primordialisme. Negara harus turut andil dalam mengontrol politik SARA yang diyakin akan semakin gencar.

''Kita semua harus mendorong negara yang berkeadaban, termasuk dalam bersosial media,'' kata Haedar. ***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/