Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
20 jam yang lalu
Mencetak Pecatur Tangguh Butuh Dana Besar, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Umum
18 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Umum
18 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
4
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
18 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
5
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
Olahraga
17 jam yang lalu
Mauricio Souza Sebut Permainan Madura United FC Berkembang
6
Utut Minta Pecatur Indonesia Manfaatkan Peluang di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Utut Minta Pecatur Indonesia Manfaatkan Peluang di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024

Sandiaga: Pilpres 2019 Sebagai Fastabiqul Khairat

Sandiaga: Pilpres 2019 Sebagai Fastabiqul Khairat
Sandiaga Uno membacakan surat pengunduran diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta saat Rapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8). (republika.co.id)
Rabu, 29 Agustus 2018 12:41 WIB
JAKARTA - Calon wakil presiden (Cawares) Sandiaga Salahudin Uno mengingatkan, gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019 tidak perlu jadi ajang saling menjatuhkan. Seharusnya, dianggap sebagai fastabiqul khairat (perlombaan dalam kebaikan).

''Kita harus angkat filosofi fastabiqul khairat bahwa kita harus bergegas kita berlomba-lomba untuk mencapai kebaikan dalam dunia yang tidak terpolarisasi. Pesta demokrasi (Pilpres) 2019 Insya Allah adalah fastabiqul khairat,'' kata Sandi di depan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (29/8), seperti dikutip dari republika.co.id.

Sandi menambahkan, dia melihat di media sosial dan media-media masyarakat mudah terpancing terpecah belah dan saling menyikut. Oleh karena itu, ia ingin membalikkan keadaan dengan diskursus inovasi di segala bidang.

Justru menurutnya, dalam pilpres nanti harus dijadikan sebagai ajang kolaborasi untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Sandi memberikan contoh, seperti yang dilakukan oleh Gojek.

''Gojek yang selama ini bersaing dengan beberapa perusahaan lain seperti Traveloka maupun perusahaan perusahaan sejenis. Tapi sekarang sudah berkolaborasi mereka tidak hanya berkompetisi tapi mereka melihat bagaimana berkolaborasi,'' tambah Sandi.

Namun dalam kesempatan itu, Sandi juga mengkritisi keadaan ekonomi Indonesia yang kurang baik. Di antaranya adalah meroketnya keutuhan pokok, tentunya juga berdampak kepada mahasiswa.

Maka dari itu, dia mengajak generasi muda untuk menciptakan lapangan pekerjaaan. Mengingat banyak usia produktif di Indonesia yang masih menganggur.

 ''Kita harus buka lapangan kerja yang seluas-luasnya, khususnya untuk anak-anak muda. Kita mempunyai pertumbuhan alhamdulillah, tapi ternyata pengangguran di tingkat anak muda kita tertinggi di ASEAN ini adalah PR kita yang harus kita selesaikan,'' tegas Sandi.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan, yang juga sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dan tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/