Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
23 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
23 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
23 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
4
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
23 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
5
Rihanna Sebut Album Barunya Istimewa
Umum
23 jam yang lalu
Rihanna Sebut Album Barunya Istimewa
6
Meski Terjal, Peluang Persis Ke 4 Besar Masih Terbuka
Olahraga
3 jam yang lalu
Meski Terjal, Peluang Persis Ke 4 Besar Masih Terbuka

Marah karena Temannya Diperkosa 2 Tahun, Para Biarawati Lakukan Protes di Jalan

Marah karena Temannya Diperkosa 2 Tahun, Para Biarawati Lakukan Protes di Jalan
Para biarawati di Negara Bagian Kerala, India, melakukan protes di jalanan untuk menentang uskup gereja yang dituduh memerkosa seorang biarawati. (sindonews)
Selasa, 11 September 2018 17:19 WIB
NEW DELHI - Seorang biarawati yang kini berusia 46 tahun diduga menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan seorang uskup di ibu kota Negara Bagian Kerala, India.

Dikutip dari sindonews.com, pemerkosaan terhadap biarawati tersebut membuat teman-temannya sesama biarawati Katolik di India sangat marah. Mereka nekat melanggar kode aturan gereja dengan secara terbuka melakukan protes di jalan-jalan Ibu Kota Negara Bagian Kerala.

Demonstrasi jalanan dimulai sejak Sabtu lalu dan berlanjut sepanjang akhir pekan di Thiruvananthapuram. Mereka semakin marah setelah seorang politisi melecehkan korban yang berusia 46 tahun dengan menyebutnya sebagai pelacur.

Korban melaporkan uskup Franco Mullackal pada 27 Juni lalu atas tuduhan melakukan penyerangan seksual kepadanya selama dua tahun, yang dimulai Mei 2014.

Uskup Mullackal juga membuat laporan kepada polisi, di mana dia mengklaim biarawati yang menuduhnya dan lima biarawati lainnya telah melecehkan dan memerasnya.

Dia membantah tuduhan pemerkosaan. Menurutnya, korban diduga memiliki dendam terhadapnya.

Kasus ini telah memperlihatkan perpecahan yang mendalam di internal gereja Katolik Kerala yang memiliki pengikut hampir 1 juta orang. Negara Bagian Kerala tercatat sebagai salah satu wilayah dengan populasi Katolik terbesar di India.

Sebelumnya, seorang mantan biarawati juga mengungkap dugaan eksploitasi seksual oleh para imam gereja. Namun, kasus terbaru ini telah mendorong publisitas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mendorong pihak kepolisian melakukan penyelidikan.

Mengutip laporan The Guardian, Selasa (11/9/2018), lima biarawati bergabung dalam protes jalanan pada akhir pekan yang diorganisir oleh kelompok-kelompok reformasi Katolik yang mengklaim bahwa sikap tak adil polisi yang menyeret mereka ke dalam kasus ini.

''Gereja tidak memberi kami keadilan,'' kata salah satu biarawati, Suster Anupama MJ, kepada Times of India. ''Tidak ada polisi atau pemerintah. Kami akan bertarung. Itu adalah gereja yang memaksa kami ke jalanan.''

Kemarahan para biarawati terkait kasus ini pecah pada hari Minggu ketika seorang politisi setempat, PC George, mempertanyakan motif korban yang baru buka suara setelah lebih dari dua tahun.

''Tidak seorang pun memiliki keraguan bahwa biarawati itu adalah pelacur,'' kata George, seorang anggota parlemen setempat. ''Mengapa dia tidak mengadu sejak pertama kali?''

Komisi Nasional untuk Perempuan, badan hukum yang mempromosikan hak-hak perempuan di India, menyebut pernyataan politisi itu memalukan dan menuntut polisi melakukan penyelidikan.

George Joseph, presiden dari Joint Christian Council, salah satu kelompok yang mengatur protes jalanan, menuduh politisi senior dan pemimpin gereja ikut campur dalam kasus ini.

''Ini adalah hari ke-76 sejak petisi diajukan dan polisi masih belum mengambil langkah besar dalam penyelidikan,'' katanya.

''Polisi menginterogasi pemohon (pelapor), bukan tersangka, dan kami percaya mereka berada di bawah tekanan dari partai politik dan gereja.''***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/