Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
17 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
18 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
17 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
18 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
19 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
17 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah

60 Orang Tewas Ditabrak Kereta Api Saat Saksikan 'Ravana' Dibakar

60 Orang Tewas Ditabrak Kereta Api Saat Saksikan Ravana Dibakar
Kerumunan orang menyaksikan Festival Dusshera di Amritsar, Jumat (19/10/2018) malam. (tribunnews.com)
Sabtu, 20 Oktober 2018 10:56 WIB
AMRITSAR - Sebuah kereta api menabrak kerumunan orang di Amritsar, kawasan utara negara bagian Punjab, India, Jumat (19/10) malam. Akibatnya, sedikitnya 60 orang tewas dan sekitar 100 orang menderita luka-luka.

Dikutip dari tribunnews.com, kepolisian setempat menyebutkan, saat peristiwa itu terjadi para korban tengah berdiri di sepanjang rel untuk menonton perayaan Dusshera, festival Hindu yang memperingati kemenangan dewa kebaikan atas roh jahat.

Para korban tak mendengar suara kereta saat mereka melihat patung Ravana yang berisi petasan dibakar.

Menurut polisi, terdapat sejumlah anak-anak di antara korban tewas.

Sebelum peristiwa tragis itu terjadi, para penonton festival itu tengah melihat prosesi pembakaran patung serta pertunjukan kembang api.

Sebagian penonton kemudian bergerak mendekat ke arah rel. Sejumlah laporan menyebut panitia meminta penonton menjauh dari petasan.

Ada pula kesaksian yang menyebut kerumunan itu mendekati rel karena khawatir patung dewa yang dibakar akan jatuh menimpa mereka.

Sejumlah saksi berkata, sebagian besar korban sedang merekam festival itu melalui ponsel sehingga tak sadar kereta api berkecepatan tinggi berjalan ke arah mereka.

Kepolisian mengatakan, suara riuh petasan dan penonton membuat para korban tak mendengar kedatangan kereta api. Kereta yang menabrak kerumunan itu memiliki rute dari Jalandhar menuju Amritsar.

''Saya mengevakuasi jenazah dari rel...tangan saya penuh darah,'' kata saksi mata bernama Amar Nath kepada BBC.

Amit Kumar, warga lokal, menyebut Dusshera adalah perayaan yang rutin digelar. ''Setiap tahun banyak orang duduk di rel saat festival digelar,'' ujarnya.

Menteri Negara Bagian Punjab, Amarinder Singh, mendeskripsikan insiden itu sebagai sesuatu yang tragis. Dalam akun Twitter miliknya, ia menyebut otoritas setempat tengah memobilisasi personel ke tempat kejadian.

Amarinder berkata, para korban akan mendapatkan penanganan medis gratis. ''Kami akan melakukan segalanya untuk menolong korban luka.''

''Saya sudah memerintahkan pejabat distrik melakukan apapun untuk memastikan penanganan medis terbaik bagi para korban,'' ujarnya.

Setelah insiden itu, pemerintah setempat menyatakan hari berkabung. Seperti dilansir Reuters, sekolah dan perkantoran di kawasan itu menghentikan aktivitas mereka, Sabtu ini.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyebut peristiwa itu menyayat hati. Sejumlah pihak memperkirakan jumlah korban tewas masih dapat bertambah.

Pimpinan Negara Bagian Punjab memerintahkan penyelidikan untuk mencari tahu apakah perayaan Dusshera itu digelar atas izin, termasuk pejabat yang memberikan lampu hijau kepada panitia.

Insiden yang melibatkan kereta api kerap terjadi di India. Di negara ini, sebagian sarana-prasarana kereta api sudah berumur, meski jumlahnya terus menurun.

Festival Dusshera merupakan perayaan kemenangan Dewa Rama atas raja iblis berkepala sepuluh, Ravana. Menandai kemenangan kebaikan atas angkara murka.

Di sebagian besar wilayah India, Dusshera dirayakan dengan Ramlila, sebuah folklor yang berkisah tentang perang selama 10 hari.

Puncak perayaan itu adalah pembakaran patung Ravana dengan petasan di tanah lapang.

Prosesi pembakaran dilakukan setelah matahari tenggelam karena Ravana disebut tewas ketika matahari tak lagi bersinar atau ketika malam.

Pada tahun 2005, Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengakui tradisi Ramlila sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/