Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
14 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
8 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks

Pemimpin Tertinggi Iran Sebut AS Takut dengan Kebangkitan Islam

Pemimpin Tertinggi Iran Sebut AS Takut dengan Kebangkitan Islam
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (time.com)
Minggu, 25 November 2018 19:36 WIB
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh Amerika Serikat (AS) sengaja menjadikan Timur Tengah (Timteng) sebagai target karena takut dengan kebangkitan Islam.

Dikutip dari republika.co.id, hal itu diungkapkan Khamenei dalam sebuah konferensi Islam internasional di Teheran. ''Kekuatan dunia yang dipimpin oleh Amerika menunjukkan minat terhadap Timur Tengah karena kebangkitan Islam di wilayah ini. Mereka takut akan kebangkitan negara-negara Islam karena di mana pun Islam telah menyebar ke hati orang-orang,'' kata Khamenei, di depan para pejabat Iran dan tokoh-tokoh Muslim asing, Ahad (25/11).

Ketegangan telah meningkat antara Washington dan Teheran sejak Mei lalu. Saat itu Presiden AS Donald Trump memberlakukan kembali sanksi setelah mengundurkan diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan besar.

Selain berbicara tentang AS, Iran juga menyindir rival regionalnya, yaitu Arab Saudi yang selama ini bersekutu dengan AS. Iran dan Arab Saudi telah mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di Suriah dan Yaman, serta terhadap faksi politik yang berbeda di Irak dan Lebanon.

''Mengapa negara Islam berpihak (ke Amerika) dalam aksi kejahatan mereka terhadap Palestina dan orang-orang Yaman? Mereka yakin ... bahwa mereka akan bisa dikalahkan,'' ungkap Khamenei.

Sehari sebelumnya, pada Sabtu (24/11), Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh AS telah memupuk hubungan dekat dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah untuk melindungi Israel. ''Kami memiliki pilihan untuk menggelar karpet merah untuk para penjahat, atau untuk melawan ketidakadilan dan tetap setia kepada Nabi kami, Alquran kami, dan Islam kami,'' kata Rouhani.

Ia bahkan menyebut Israel sebagai rezim palsu yang didirikan oleh negara-negara Barat. Menurutnya, Israel ibarat 'tumor kanker' yang ada di Timur Tengah yang memajukan agenda Barat.

Rouhani sering mengutuk Israel dan memprediksi kehancurannya, tetapi ia jarang menggunakan retorika semacam itu. ''Salah satu hasil yang tidak menyenangkan dari Perang Dunia II adalah pembentukan 'tumor kanker' di wilayah ini,'' ujar Rouhani.

Ia menegaskan, Iran akan terus mendukung kelompok-kelompok seperti Hizbullah dan Hamas yang berjanji untuk melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Iran telah memperingatkan akan menyerang sasaran AS dan Israel, setelah penasihat keamanan Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan memberikan tekanan maksimum pada Teheran melalui sanksi ekonomi.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/