Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
11 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
6 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Gunung Anak Krakatau Tumbuh 6 Meter Per Tahun

Gunung Anak Krakatau Tumbuh 6 Meter Per Tahun
Erupsi Gunung Anak Krakatau yang terpantau dari pesawat Grand Caravan Susi Air pada Sabtu (23/12/2018. (liputan6.com)
Senin, 24 Desember 2018 12:24 WIB
JAKARTA - Gelombang tsunami menerjang Pandeglang, Serang dan Lampung, Sabtu (22/12/2018) malam. Data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban tewas sudah mencapai 281 orang.

Dikutip dari liputan6.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, erupsi gunung anak krakatau yang menyebabkan gelombang tsunami pada 22 Desember 2018 bukan yang terbesar. Periode Oktober sampai November sudah terjadi erupasi yang lebih besar.

Dalam akun twitter resminya, dia memberi informasi terkait pantauan gunung anak krakatau yang disisipkan gambar. Foto tersebut diambil dari pesawat Grand Caravan Susi Air pada 23 Desember 2018.

''Erupsi kemarin bukan yang terbesar. Periode Oktober-November 2018 terjadi erupsi lebih besar. Status Waspada (level 2),'' tulis Sutopo yang dikutip Liputan6.com, Senin (24/12/2018).

Sutopo menjelaskan, aktivitas Gunung Anak Krakatau dalam 3 bulan terakhir terjadi setiap hari. Pertumbuhannya pun terus meningkat setiap tahun.

''Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus. Status tetap Waspada. Radius berbahaya 2 km dari puncak kawah,'' tulisnya.

Tak hanya itu, pertumbuhan Gunung Anak Krakatau pun terus meningkat. Kata Sutopo, pertumbuhan tersebut terjadi setiap tahunnya.

''Gunung Anak Krakatau masih dalam tahap pertumbuhan. Tubuhnya tambah tinggi 4-6 meter per tahun,'' tulisnya lagi.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/