Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
6 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
4 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
3 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
5
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
3 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
6
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris

Persaingan Caleg Satu Parpol Potensi Kerawanan Pemilu 2019

Persaingan Caleg Satu Parpol Potensi Kerawanan Pemilu 2019
Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. (tribunnews)
Jum'at, 18 Januari 2019 08:47 WIB
JAKARTA - Satuan Penugasan (Satgas) Nusantara Polri sudah memetakan berbagai permasalahan yang berpotensi memicu kerawanan, pada Pemilu 2019. Salah satu diantaranya adalah persaingan antara calon anggota legislatif (Caleg) dalam partai politik (Parpol) yang sama.

Dikutip dari tribunnews.com, Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, mengungkapkan, persaingan antar partai politik untuk memenuhi parliamentary treshold sebesar 4 persen juga berpotensi memicu kerawanan Pemilu 2019.

Potensi kerawanan lainnya, kata Gatot, terkait digaungkannya politik identitas, politisasi SARA, pemanfaatan isu-isu yang dapat memecah belah bangsa, black campaign dan negatif campaign, hoaks dan ujaran kebencian.

''Ini semua akan memunculkan potensi konflik sosial jika tidak ikut mewaspadai secara bersama-sama,'' kata Gatot, Kamis (17/1/2019).

Dia menjelaskan, penyebaran hoaks cukup masif dapat membahayakan negara. Menjamurnya hoaks tidak membuat Polri tutup mata. Sehingga, upaya memerangi hoaks terus dilakukan.

Sampai akhir 2018, kata dia, jumlah konten hoaks yang diselidiki Polri sebanyak 3.884, lebih dari separuh berasal dari jumlah laporan pada 2018. Sementara akun anonymous lebih dari 100 persen pada 2017.

Jika mengacu dari hasil survei Daring Maste 2017, menurut dia, dalam survei yang diikuti 1.116 responden itu menunjukkan aplikasi komunikasi situs nenjadi saluran tertinggi penyebaran hoaks dalam bentuk tulisan, gambar dan video.

''10 persen diantaranya telah disidik, selebihnya dalam proses pemblokiran, monitoring dan pendalaman,'' kata mantan Wakapolda Sulawesi Selatan itu.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77