Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
13 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
8 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks

Faisal Basri: Jalan Tol Kurang Efektif Tekan Biaya Logistik

Faisal Basri: Jalan Tol Kurang Efektif Tekan Biaya Logistik
Faisal Basril. (suara.com)
Jum'at, 15 Februari 2019 09:11 WIB
JAKARTA - Jalan tol memang merupakan solusi mengatasi kemacetan saat arus mudik yang terjadi sekali setahun. Namun, kurang efektif dalam menekan biaya logistik secara nasional.

Demikian pendapat pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menanggapi kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang gencar membangun infrastruktur jalan tol.

Dikutip dari tribunnews.com, Faisal mengatakan, jika biaya logistik ingin turun sebaiknya diangkut lewat jalur laut.

Menurutnya, kapal laut bisa membawa muatan yang lebih banyak dan dapat menjangkau ke berbagai kepulauan di Indonesia.

''Yang tadinya lewat laut, sekarang malah lewat darat karena sudah ada tol,'' ujar Faisal, Kamis, (14/2/2019).

Faisal menambahkan, logistik akan turun dan Indonesia akan hebat apabila beralih akomodasi dari truk menggunakan kapal laut.

Menurutnya, mengenai pembangunan infrastuktur Indonesia belum berbasis maritim sebagai negara kepulauan, hal tersebut akan berdampak dengan stabilitas ekonomi dan harga barang.

''Itu jalan tol bukan solusi, kalau solusi untuk memperlancar mudik iya, tapi logistik nggak,'' ujar Faisal, Kamis, (14/2/2019).

Meskipun demikian, pembangunan infrastruktur hingga sekarang ini seperti jalan tol Trans Sumatera dan tol Trans Jawa mampu safety cost distribusi. Namun, hal tersebut belum berdampak ke perekonomian nasional.

Faisal Basri memaparkan beberapa indikator masih mahalnya biaya logistik yakni, harga duku di sebuah minimarket Malang yang pada tahun 2018 mencapai Rp49.950/kg. Padahal, kata dia, di tempat asalnya, Pontianak, saat panen hanya Rp 5.000 per kg.

Menurutnya, yang terjadi saat ini pada buah lokal yang harganya lebih mahal ketimbang buah impor. Alasannya, buah impor diangkut lewat kapal laut yang menjadikan biaya logistiknya menjadi lebih murah.

''Mangga dari Brasil, jeruk dari China, diangkut pakai kapal 20.000 ton sekali angkut. Maka ongkosnya nol bisa dibilang,'' ucapnya.

Menurut Faisal, dengan adanya pembangunan infrastruktur berbasis maritim dengan memperkuat transportasi laut, sebab manfaat yang diterima akan memotong cost yang cukup siginifikan, harga komoditas pun nantinya akan merata di seluruh wilayah Indonesia.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/