Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
2 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
40 menit yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
3
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
27 menit yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Sentani Sudah 81 Orang, Satu Distrik Belum Terjangkau Tim SAR

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Sentani Sudah 81 Orang, Satu Distrik Belum Terjangkau Tim SAR
Kerusakan akibat banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua. (tribunnews)
Senin, 18 Maret 2019 19:11 WIB
JAYAPURA - Jumlah korban meninggal dunai akibat banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua, terus bertambah. Menurut data pihak Kodam XVII/Cenderawasih, hingga Senin siang (18/3/2019), jumlah korban meninggal sudah 81 orang.

''Jumlah tersebut, 74 orang diantaranya di Kabupaten Jayapura dan tujuh di Kota Jayapura. Di Kota Jayapura karena longsor, sedangkan yang di Kabupaten Jayapura kombinasi antara banjir dan longsor. Sementara ada 5.700 orang pengungsi di 10 titik pengungsian di Sentani,'' kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Inf M Aidi Nubic, Senin siang (18/3/2019), seperti dikutip dari sindonews.com.

Sementara data BNPB Hingga Senin siang (18/3/2019) pukul 15.00 WIB, korban meninggal mencapai 79 jiwa dan 43 jiwa belum ditemukan. Ke-72 jiwa korban meninggal teridentifikasi di Kabupaten Jayapura, sisanya berada di Kota Jayapura.

Terkait dengan korban hilang, 34 jiwa diidentifikasi di Kampung Milimik Sentani, 6 di Komplek Perumahan Inauli Advent dan 3 di Doyo Baru.

''Sebanyak 4.728 jiwa mengungsi di 6 titik pos penampungan. Jumlah penyintas terbesar, yaitu 1.450 jiwa, terdapat di BTN Gajah Mada. Kelima pos penampungan yang lain berlokasi di Posko Induk Gunung Merah menampung 1.273 jiwa, BTN Bintang Timur 600 jiwa, Sekolah HIS Sentani 400 jiwa, SIL Sentani 300 jiwa, dan Doyo Baru 203 jiwa. Sementara itu, 11.725 keluarga terdampak akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung selama 7 jam tersebut. Upaya penanganan pemerintah daerah setempat telah dilakukan sejak hari pertama pascabanjir bandang,'' kata Kepala Pusat Data, Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan yang diterima Sindonews.

Menurut Sutopo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo telah melaporkan kepada Presiden terkait dampak bencana dan penanganan darurat saat ini. BNPB dan kementerian/lembaga terkait sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada pemerintah daerah setempat.

Sementara dalam kesempatan yang sama Kapendam Cenderawasih menyebutkan, ada satu distrik di Sentani yaitu Retinirara belum terjangkau. Distrik tersebut terdiri dari lima kampung dan empat kampung diantaranya terdampak banjir bandang.

''Tim SAR dari TNI/Polri maupun Basarnas dan unsur lainnya belum bisa menjangkau daerah tersebut baik lewat jalur darat, laut maupun udara. Lewat udara telah kita upayakan namun Heli tidak bisa mengudara karena kabut. Sementara lewat laut juga tidak bisa dilakukan karena adanya badai,'' kata Kapendam.

Untuk membantu ribuan pengungsi, kata Kapendam, Satuan Perbekalan dan Angkutan Kodam (Bekang Dam XVI/Cenderawasih) telah mendirikan posko bantuan dan dapur umum di Posko Gereja Marthen Luther, Lorong Salatiga , Distrik Sentani sedangkan satu posko pelayanan yang lain didirikan di Mako Yonif R 751/Wira Jaya Sakti.

''Dengan segala daya upaya Prajurit Bekangdam XVII/Cenderawasih bergelut dengan waktu untuk memberikan yang terbaik buat masyarakat yang terkena bencana banjir bandang. Masing-masing dapur umum ini dilayani oleh 25 orang Prajurit Bekang, dengan kapasitas kemampuan memasak mampu melayani hingga 3.500 orang setiap dapur umum untuk setiap kali waktu makan, mereka mulai memasak dari jam 01.30 WIT sampai dengan pukul 05.00 WIT untuk konsumsi sarapan pagi, demikian selanjutnya untuk konsumsi makan siang dan malam,'' ungkap Kapendam Kol Inf M Aidi.

Kapendam menegaskan, Prajurit Bekang memastikan makanan siap didistribusikan ke tenda-tenda pengungsi tepat waktu. Bekangdam mendirikan 2 (dua) titik dapur umum untuk mencakup melayani masyarakat yang diperkirakan saat ini telah mencapai jumlah hampir hampir 6.000 orang.

''Agar lebih efektifitas karena tempatnya terpencar-pencar maka kami dirikan sekaligus 02 unit dapur umum. Satu unit didirikan di Kompleks gereja Marthen Luther Sentani, yang lainnya di Markas Komando Yonif RK 751/VJS,'' kata Kabekang XVII/Cenderawasih Kolonel CBA Nurbudianto menambahkan.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77