Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
2
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
18 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
5
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
18 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
6
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan

KPK Temukan Rp180 Juta dan USD 30 Ribu dari Ruang Kerjanya, Menag: Mohon Maaf Saya Belum Bisa Klarifikasi

KPK Temukan Rp180 Juta dan USD 30 Ribu dari Ruang Kerjanya, Menag: Mohon Maaf Saya Belum Bisa Klarifikasi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (tribunnews)
Rabu, 20 Maret 2019 07:21 WIB
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romy bersekongkol dengan pejabat di Kementerian Agama (Kemenag) dalam praktik jual beli jabatan.

Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya sejumlah barang bukti di ruang kerja Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin oleh tim penyidik KPK saat melakukan penggeledahan, Senin (18/3). Barang bukti tersebut diantaranya uang Rp180 Juta dan 30 ribu dolar Amerika Serikat serta sejumlah dokumen yang berkaitan dengan seleksi pejabat.

Dikutip dari republika.co.id, Menag Lukman belum mau menjelaskan siapa pemilik uang yang ditemukan KPK di ruang kerjanya itu.

''Mohon maaf sekali saat ini saya belum bisa beri klarifikasi. Saya harus menahan diri untuk tak mengomentarinya demi menghormati institusi KPK,'' ujar Lukman, Selasa (19/3).

Lukman mengaku belum berani memberikan tanggapannya kepada publik. Ia beralasan, komentarnya akan melanggar etika penyidikan oleh KPK.

''Secara etis, saya tak elok kalau menanggapi hal-hal yang bisa terkait dengan materi perkara dengan kasus tersebut kepada publik, sebelum terlebih dahulu saya menyampaikan keterangan resmi kepada KPK,'' kata Lukman.

Namun ketika ditanyakan apakah sudah ada jadwal pemeriksaan dari KPK, Lukman mengaku belum ada panggilan terkait pemeriksaan atau apa pun terkait dirinya. ''Masih belum tahu,'' kata Menag lagi.

Klarifikasi justru disampaikan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai tempat Lukman bernaung. Wakil Ketua Umum PPP, Arwani Thomafi menyebut sejumlah uang yang ditemukan KPK di ruang kerja Lukman adalah honor pribadi. Informasi tersebut diterima oleh PPP dari Lukman.

''Kami diinfokan bahwa itu uang-uang honor. Honor sebagai menteri, menteri kunjungan ke mana kan ada honornya ada sebagai pembicara narasumber, itu kan ada honornya semua,'' kata Arwani di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (19/3).

Menurut Arwani, kepemilikan menteri atas uang ratusan juta adalah sebuah kewajaran. ''Masak menteri nggak boleh punya uang ratusan juta rupiah, masak saya anggota DPR tidak boleh punya uang ratusan juta, lalu kalau punya uang ratusan langsung diasumsikan terus itu uang korupsi, ya tidak bisa dong,'' kata Arwani.

Lukman yang juga kader PPP sebelum ditunjuk menjadi menteri disebut Arwani sebagai orang yang bersih. ''Pak Menteri Lukman kan terkenal bersih ya. Jadi ini musibah ya, musibah, tetapi kita tidak ingin larut dalam musibah ini terlalu lama,'' ujar anggota Komisi VIII DPR ini.

Terkait kasus ini, Arwani pun menyerahkan sepenuhnya proses hukum pada KPK. Ia meyakini, PPP selaku partai juga tidak akan tersandung dengan kasus ini. Arwani memastikan, uang yang mengalir ke partai pun tidak ada kaitannya dengan kasus Romy.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwww