Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah

106 Kilometer Daratan di Kepulauan Meranti Riau Digerus Abrasi, Bibir Pantai Dekati Pemukiman

106 Kilometer Daratan di Kepulauan Meranti Riau Digerus Abrasi, Bibir Pantai Dekati Pemukiman
Rabu, 26 Juni 2019 08:21 WIB
SELATPANJANG - 106 kilometer daratan pulau di Kepulauan Meranti Riau tergerus abrasi dan sekarang bibir pantai sudah dekati pemukiman dan kebun warga.

Atas kondisi itu, Pemerintah Kabupaten Kepualuan Meranti hingga saat ini tetap fokus dalam penanganan Abrasi.

Dari data yang diterima melalui Bagian Perbatasan Sekretariat Daerah Kepulauan Meranti bahwa saat ini kondisi abrasi yang paling parah terjadi di Pulau Rangsang.

Kabag Perbatasasan Setdakab Kepulauan Meranti melalui Kassubag Pengelolaan Potensi Kawasan Yusril Lubis kepada Tribun sebagaimana dikutip GoRiau, Selasa (25/6/2019) mengatakan bahwa potensi abrasi di Kepulauan Meranti sangat besar. Sd1 "Untuk Meranti paling besar itu ada di Pulauan Rangsang 73,47 Km. Total keseluruhan seluruh Meranti 106.87 km," ujar Yusril.

Beberapa hal yang sudah dilakukan pihak Pemkab terkait penanganan abrasi dikatakan Yusril ada dengan pemasangan Nibung dan penanaman Mangrove.

Namun hal ini dikatakan Yusril belum memberikan dampak signifikan. "Hal ini diakibatkan gelombang laut yang besar terutama di pesisir Selat Malaka," pungkas Yusril.

Adapun dampak dari abrasi yang terjadi di Kepualauan Meranti yaitu meningkatkan kemiskinan, hilangnya fasilitas sosial masyarakat, rusak dan hilangnya kebun masyarakat. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:tribunpekanbaru.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/