Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
4 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
4 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
4 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
4 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
5
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
4 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
4 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah

Bisa Diolah 20 Tahun Lagi, Produksi Blok Rokan Riau Setara 23 Persen Produksi Minyak Nasional

Bisa Diolah 20 Tahun Lagi, Produksi Blok Rokan Riau Setara 23 Persen Produksi Minyak Nasional
Sabtu, 13 Juli 2019 13:31 WIB
JAKARTA - Lapangan minyak Blok Rokan Riau yang sebelumnya dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) akan beralih ke Pertamina pada 9 Agustus 2021 mendatang. Saat ini, Blok Rokan masih memproduksi 207.000 barel per hari atau setara dengan 26 persen produksi minyak nasional.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan cadangan Blok Rokan diperkirakan masih ada sekitar 1,5 sampai 2 miliar barel minyak. Dwi menjelaskan, cadangan minyak tersebut masih bisa diolah untuk 20 tahun yang akan datang.

''Saat ini kami telah membuat tim transisi untuk menangani pengalihan pengelolaan Blok Rokan, lapangan migas raksasa di Provinsi Riau. Saya memimpin steering committee-nya kemudian di tingkat working level mereka juga mengerjakan alternatif mana yang paling baik untuk Pertamina dan tentu saja mengakomodasi kebutuhan Chevron. Supaya transisi ini bisa jalan," kata Dwi di Kantor Tempo, Jumat, 12 Juli 2019.

Akhir Juli tahun lalu, pemerintah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok migas terbesar di Indonesia, Blok Rokan di Riau mulai 9 Agustus 2021. Blok Rokan sebelumnya dioperasikan perusahaan Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia (CPI).

Menurut Dwi, tim transisi perlu dibentuk agar tidak terjadi kemerosotan produksi yang terlalu jauh. "Karena (Blok) Mahakam udah terjadi kemarin transisi kurang begitu bagus turun produksinya begitu tajam," ujarnya.

"Tidak ingin kejadian pada Blok Mahakam terulang, Harapannya SKK bisa mendorong betul Pertamina dan Chevron betul-betul bisa duduk dan mencari titik temu agar berjalan dengan sebaik-baiknya," ungkap Dwi.

Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia setelah di Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro Jawa Timur. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/