Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
10 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
5 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
5 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
10 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Eskalasi Berlanjut, 3 Juta Muslim di Suriah Terancam Risiko Mengerikan

Eskalasi Berlanjut, 3 Juta Muslim di Suriah Terancam Risiko Mengerikan
Asap membubung setelah serangan udara pasukan Suriah dan Rusia mengenai Kota aAl-Habeet, selatan Idlib, Suriah, Ahad (19/5). (republika.co.id)
Jum'at, 23 Agustus 2019 09:46 WIB
JENEWA - Lebih 3 juta orang yang notabene umat Islam, terancam risiko mengerikan akibat berlanjutnya eskalasi di barat laut Suriah.

Dikutip dari republika.co.id, Juru Bicara Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan, pihaknya sangat terganggu dengan berlanjutnya eskalasi di barat laut Suriah tersebut.

Selain itu prospek serangan lebih dalam ke Idlib dapat memicu gelombang baru penderitaan manusia yang mungkin berdampak pada lebih dari tiga juta orang.

''PBB mendesak semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional secara penuh,'' kata Dujarric seperti dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (22/8).

Dujarric melanjutkan, Sekjen PBB mengulangi seruan mendesaknya untuk menegakkan nota kesepahaman atau MoU September 2018 tentang Idlib, merujuk pada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Turki dan Rusia.

Dujarric menambahkan, kelompok-kelompok kemanusiaan di Idlib melaporkan meninggalnya tiga warga sipil dan 14 terluka dalam bentrokan pada Selasa kemarin, termasuk wanita dan anak-anak. Dia pun mengecam pemindahan dan penderitaan penduduk setempat.

Apalagi ribuan di antaranya harus pindah ke lokasi lain beberapa kali untuk menghindari serangan rezim. Dan antara 1 Mei dan 18 Agustus tahun ini, ada 576 ribu pergerakan orang-orang terlantar yang tercatat di barat laut negara itu.

''Banyak orang telah terlantar hingga lima kali, beberapa terpaksa di antaranya pindah sebanyak 10 kali karena pertempuran yang sedang berlangsung,'' ujarnya.

Turki dan Rusia sepakat pada September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona deeskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang. Namun, rezim Suriah dan sekutunya, secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, dan sering melancarkan serangan dalam wilayah tersebut.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/