Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
6 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
2
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
7 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
5 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
6 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
4 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
4 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru

Disebut Pernah Intimidasi Dirdik KPK, Begini Penjelasan Irjen Antam Novambar

Disebut Pernah Intimidasi Dirdik KPK, Begini Penjelasan Irjen Antam Novambar
Irjen Pol Antam Novambar. (beritasatu)
Rabu, 28 Agustus 2019 06:54 WIB
JAKARTA - Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Pol Antam Novambar menjalani tes wawancara dan uji publik Capim KPK di Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (27/8/2019). Dalam kesempatan itu, Antam membantah dirinya pernah mengintimidasi Direktur Penyidikan (Dirdik) KPK Endang Tarsa pada 2015 silam.

Dikutip dari beritasatu.com, mulanya anggota Panitia Seleksi Capim KPK Hamdi Muluk menanyakan kepada Antam ihwal tudingan intimidasi tersebut. Antam pun menjawabnya dan mengaku bersyukur bisa mengklarifikasi tudingan yang selama ini dialamatkan kepadanya. Kepada Pansel, Antam mengklaim tidak pernah mengintimidasi Endang Tarsa yang saat itu menjabat sebagai Direktur Penyidikan KPK.

''Tiga tahun saya bertahan tidak pernah menjawab. Saya siap untuk ini. Saya tidak pernah meneror Endang Tarsa. Ada saksinya saya bawa,'' kata Antam.

Antam yang kini menjabat Wakabareskrim menjelaskan saat itu ingin membantu Budi Gunawan yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Antam menilai Budi Gunawan sedang dizalimi karena dipaksakan untuk menjadi tersangka dalam kasus rekening gendut Polri.

''Saat itu kejadian Budi Gunawan. Saya tahu Budi Gunawan dizalimi karena saya orang hukum. Beliau dipaksakan untuk jadi tersangka berdasarkan bukti fakta yang ada. Saat itu saya ingin sekali membantu,'' kata Antam.

Antam mendengar kabar dari koleganya bahwa ada adik kelasnya yang bertugas di KPK yang ingin membantu dengan menjadi saksi meringankan. Orang itu adalah Endang Tarsa, seorang personel kepolisian yang ditugaskan di KPK.

''Pak Endang Tarsa ingin bertemu dengan saya untuk menyampaikan beberapa hal yang menguntungkan di persidangan mengenai Pak Budi Gunawan. Saya langsung semangat,'' tuturnya.

Namun, Endang ternyata urung bersaksi. Tak hanya itu, Antam mengungkap pertemuannya dengan Endang justru mencuat dalam pemberitaan di Majalah Tempo. Antam mengaku merasa dibohongi, karena tidak sesuai seperti yang diharapkan. Hal itu ditambah pembicaraannya dengan Endang justru direkam secara diam-diam.

''Silakan lihat, terakhirnya kami berpelukan. Ada CCTV-nya. Karena senang polisi mau bela polisi. Besoknya ternyata tidak. Marah saya dibohongi kolonel di KPK, di lembaga yang dianggap suci. Saya telepon. Direkam, ada ini rekamannya. Saya dibohongi,'' katanya.

Dalam rekaman Antam mengungkapkan bahwa Endang Tarsa bahkan mengaku lebih takut Abraham Samad yang saat itu menjadi Ketua KPK dibandingkan kepada Tuhan.

''Makanya ini kita harus ubah etikanya. Tiga tahun saya dipojokkan terus,'' kata Antam. ***

Editor:hasan b
Sumber:beritasatu.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77