Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
17 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft

Kekeringan Makin Parah, Warga Terpaksa Jual Ternak Beli Air Bersih

Kekeringan Makin Parah, Warga Terpaksa Jual Ternak Beli Air Bersih
Dompet Dhuafa Yogyakarta mendistribusikan air bersih untuk warga Desa Giri Purwosari, Gunung Kidul. (republik.co.id)
Selasa, 03 September 2019 07:25 WIB
GUNUNG KIDUL - Kekeringan semakin parah di Gunung Kidul, Yogyakarta, hingga warga kian kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan ada warga yang terpaksa menjual ternak peliharaannya untuk membeli air bersih.

Dikutip dari republika.co.id, untuk membantu meringakan beban warga yang kesulitan mendapatkan air bersih, Dompet Dhuafa cabang Ygyakarta membagikan air secara gratis yang dikenal dengan program Air untuk Kehidupan.

Dompet Dhuafa Yogyakarta telah mendistribusikan air di dua titik Desa Giri, Purwosari, Gunung Kidul. Dengan membawa dua tangki untuk satu titik. Masing-masing tangki memiliki kapasitas untuk menampung 6000 liter. Senin (2/9) telah mendistribusikan air sebanyak 24.000 liter.

''Pendistribusian ini telah dimulai dari Juni. Ini jatuhnya sudah masuk ke gelombang ketiga,'' ujar Bambang Edi Prasetyo selaku Ketua Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta.

Kondisi di sekitar titik pendistribusian cukup memperihatikan. Banyak penampungan sudah kering. 

Waduk juga sudah kering. Hal ini mengakibatkan kebutuhan sehari-hari dan juga aktivitas menjadi terganggu.

''Kalau di lapangan alhamdulillah lancar semua pendistribusian. Hanya saja ada beberapa kendala, kebutuhan warga ternyata lebih banyak yang diperkirakan. Jadinya masih membutuhkan armada tambahan,'' ujar Badar selaku relawan Dompet Dhuafa Yogyakarta.

Badar menceritakan, satu tangki ada yang menjualnya dengan harga Rp170.000 sampai Rp450.000. Ragamnya harga ini diakibatkan sulitnya jalur yang ditempuh. Jadi semakin rusak atau sulit jalannya, maka semakin mahal pula air yang diperjualbelikan.

Di hari sebelumnya (1/9) Dompet Dhuafa juga sudah menjamah tiga titik di Desa Tepus, Tepus, Gunung Kidul. Dengan satu titik mendistribusikan air sebanyak 10.000 liter. 

''Perkiraan BMKG hujan kemungkinan akan jatuh di bulan Desember. Jadi kita mungkin akan terus mendistribusikan air sampai dua atau tiga gelombang lagi,'' kata Bambang. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/