Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
12 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
12 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
12 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
12 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
12 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah

MUI Jatim Larang Muslim Ucapkan Selamat Natal, Kecuali Wapres Ma'ruf Amin, Ini Alasannya

MUI Jatim Larang Muslim Ucapkan Selamat Natal, Kecuali Wapres Maruf Amin, Ini Alasannya
Pengurus MUI Jawa Timur. (detik.com)
Rabu, 25 Desember 2019 06:58 WIB
SURABAYA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) mengimbau umat Islam (Muslim) tidak mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada umat Nasrani, kecuali Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.

Dikutip dari detik.com, Sekretaris MUI Jatim Moch Yunus mengatakan, Ma'ruf Amin mendapat pengecualian karena merupakan seorang pemimpin.

''Nah kalau urusan itu, mungkin pak Wapres punya pertimbangan sebagai pemimpin negara,'' ujar Yunus kepada wartawan pada Jumat (20/12/2019) di Surabaya.

Yunus mengatakan tidak mengucapkan selamat Natal bukanlah tindakan intoleransi. Hal ini lebih berkaitan dengan akidah Islam yang harus tetap dijaga.

Yunus juga menyarankan pengucapan Selamat Hari Natal bisa juga diwakilkan oleh pemimpin.

''Toleransi itu adalah saling menghormati dan saling setuju terhadap perbedaan beragama, jika toleransi itu dipahami dengan baik, maka tidak boleh ada orang muslim kemudian dipaksa menggunakan atribut keagamaan non muslim. Contohnya ada anak berjilbab dan harus memakai topi Sinterklas. Apakah itu termasuk toleran? tentu itu keliru,'' papar Yunus.

''Toleransi itu setuju dan disepakati dalam perbedaan masing-masing agama. Sehingga ketika orang tidak mengucapkan selamat hari Natal, tidak menggunakan atribut perayaan mereka, itu bukan dimaksud intoleran,'' imbuh Yunus.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/