Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
22 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
16 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft

Tahun 2016, Penuh Harapan dan Melelahkan

Jum'at, 01 Januari 2016 11:36 WIB
Penulis: Marjeni Rokcalva
Tahun 2016, Penuh Harapan dan Melelahkan

TAHUN 2015 sudah kita jalani. Kecemasan demi kecemasan juga masih menghantui masyarakat. Harga-harga kebutuhan pokok, seperti beras, cabe, telur, ayam dll, masih mahal. Bahan bakar minyak yang turun, diprediksi masih belum memberikan efek yang baik bagi perekonomian, meski langkah ini patut diapresiasi.

Tahun 2016 yang dalam kelender Mandarin masuk dalam tahun shio Monyet api, sepertinya membuat semua orang harus menggunakan kecerdikan dalam mengarungi kehidupan, bagaikan monyet yang pintar melompat dari dahan ke dahan. Tapi, jangan meniru sifat negatif monyet yang suka mencibiri orang lain.

Tahun 2016, kondisi sosio politik juga masih bisa berpotensi tak baik di awal tahun dengan adanya gugatan hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, demikian, kita berharap, semua peserta Pilkada menerima kekalahan dengan sportifitas yang tinggi, sembari berpesan kepada yang menang, jangan mentang-mentang. Marilah merangkul semua elemen demi pembangunan dan kemajuan ke depan.

Kita juga perlu memberi perhatian akan gelontoran dana desa ke nagari-nagari dan desa-desa. jangan ada pula raja-raja kecil baru di desa atau nagari, yang kerjanya mirip raja-raja di kabupaten dan kota yang punya hak otonomi sendiri mengelola keuangan, namun tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, apalagi berbau korupsi. Itu artinya, penyelewengan dan kebocoran uang negara yang lazimnya disebut korupsi, akan bertambah banyak. Siapa yang bisa menjamin, kepala desa atau walinagari bersih dan bisa menggunakan dana dengan baik dan layak sesuai dengan semangat pembangunan demi kesejahteraan rakyat.

Pengalaman yang ada saat ini sudah mempelihatkan gejala ke arah itu. Tengok saja sekarang, dengan adanya DAUN (Dana alokasi umum nagari), kini orang tak hanya berlomba-lomba menjadi bupati/walikota, tapi juga berlomba menjadi wali nagari. Alhasil, bila ada pemilihan wali nagari, sebuah nagari akan semarak dengan umbul-umbul calon yang jumlahnya banyak. Hitung saja, berapa dana yang dikeluarkan seorang calon wali nagari untuk bisa dipilih. Apakah tidak akan ada imbal bali, bagi seorang calon bila terpilih, dengan uang yang sudah dihabiskan? Kita semua bisa menjawab. Nah, sekarang adanya keinginan pemerintah pusat mengucurkan langsung dana ke desa-desa dalam hitungan miliar, jelas merisaukan kita semua.

Namun demikian, niat baik pemerintah pusat patut dipujikan. Semua pihat diajak bersama-sama mengawasi dana desa ini. Sehingga pencairannya memang diperuntukkan untuk kepentingan rakyat dan kemaslahatan ummat.

Kita juga berharap, pelantikan kepala daerah yang meraih dukungan masyarakat di daerah, dijadikan semakin momen penting dalam pembangunan daerah ke depan. Sehingga, bergantinya pemimpin adalah masalah lumrah saja. Karena semua pemimpin punya tekad baik membangun daerahnya lebih baik, sejahterah dan damai.

Terlepas dari hal diatas, pemerintah dan semua kita juga punya persiapan dan antisipasi yang baik dalam masalah potensi bencana alam. Apakah itu, kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan, apakah itu, banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi serta gempa dan tsunami. Disadari atau tidak, ancaman ini hingga kini masih menghantui warga di Nusantara ini.

Potensi bencana yang besar dengan euforia politik yang kebablasan ditambah dengan tidak tegas dan tak sanggupnya pemerintah mengatasi persoalan, pengangguran, kenaikan harga dan korupsi yang masih meraja lela, menjadi beban pertakut dan kecemasan yang terus bertambah bagi kelangsungan hidup negara dan rakyat yang butuh keadilan serta kesejahteraan.

Kenyataan ini menguatkan, bahwa tahun 2016 seperti jadi tahun yang melelahkan dan mencemaskan. (***)

Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/