Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
14 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
13 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
3
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
12 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
15 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
12 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Aceh International Rapa ‘i Festival 2016

Sore ini di Museum Tsunami, Sanggar Absolutely Thailand Tampil

Sore ini di Museum Tsunami, Sanggar Absolutely Thailand Tampil
Grup Absolutely, ketika tampil, Kamis 26/08/2016) malam di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh. [disbudpar.acehprov.go.id]
Minggu, 28 Agustus 2016 10:01 WIB
BANDA ACEH - Grup kesenian dan budaya dari Thailand, sanggar Absolutely, telah tampil memukau di International Rapa’i Festival 2016, pada Kamis 26/08/2016) malam di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh. Mereka kembali dijawalkan sore ini.

Grup kesenian dan budaya yang umumnya digawangi muda mudi Thailand berusia dari 7 tahun, 16 tahun, dan 20 tahun ini, akan tampil kembali pada Minggu (28/06/2016) sore, pukul 16.40 WIB di Museum Tsunami, Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh.

Absolutely Thai membawakan Klong Yaw, tarian pergaulan muda mudi Thailand, dengan menggunakan alat musik perkusi. Selain itu para penari juga ikut menyanyi untuk menambah semarak performa mereka saat di atas pentas.

“Klong Yaw berarti long drum. Alat musik ini digunakan sebagai musik utama yang mendukung tarian Klong Yaw,” kata Kung dalam bahasa Inggris saat di wawancara tim dari Media Center Aceh International Rapa’i Festival 2016.

Kung adalah Manager dari group Absolutely Thai yang satu-satunya fasih berbahasa Inggris. Sedangkan penari dan pemain musik perkusi dari Thailand tidak bisa berbahasa Inggris apalagi bahasa melayu. Namun demikian mereka tetap ramah dan berbaur dengan para penari lainnya di belakang panggung.

Kung dalam wawancaranya mengaku, dia bersama timnya sangat senang bisa berkunjung ke Indonesia khususnya Aceh pada even Aceh International Rapa’i Festival 2016. Menurut Kung acara ini sangat bagus dan dapat memperat hubungan antara Thailand dengan Indonesia dan Aceh khususnya.

“Acara ini sangat bagus dan menurut saya acara ini dapat mempererat hubungan antara Thailand dan Indonesia, terutama Aceh,” kata Kung.

Group kesenian dan budaya dari Thailand ini telah mempersiapkan diri untuk tampil maksimal di even budaya internasional ini sejak Juni lalu dan butuh waktu sekitar 2 minggu sebelum hari H, untuk memantangkan performa para penari dan pemusik.

“Seperti yang kalian lihat tadi, kami punya tiga jenis alat musik yang berbeda, yang pertama adalah alat musik pukul bernama Klong Yaw yang berasal dari Thailand pusat, dan yang kedua, alat musik sejenis lonceng bernama Ching yang merupakan instrumen utama di setiap tarian tradisional Thailand, kedua alat itu yang mengatur ritme tarian dan temponya. Sedangkan yang ketiga ada yang namanya Ka Po,” sebut Kung.

Kung mengatakan, masyarakat Thailand pada umumnya menggunakan Klong Yaw disetiap acara pembukaan dan di setiap peristiwa-peristiwa penting atau bahagia sebagai bentuk perayaan dan menggunakan Klong Yaw untuk merayakan acara 'Aceh International Rapa’i Festival'.

“Kami menampilkan Klong Yaw, Raban Ching, dan Seung Ka Po. Kami punya performan yang belum kami tampilkan bernama Krap, itu merupakan sebuah tari tradisional klasik yang juga memadukan beberapa alat musik seperti Ching dan lainnya, tari ini dahulu kala biasa ditampilkan di istana-istana kerajaan Zaman dahulu, dan akan kami tampilkan besok, di Museum Tsunami, masyarakat bisa menyaksikannya di sana,” kata Kung.

Raban Ching adalah tarian klasik dari Thailand . Ching sendiri adalah salah satu alat musik tradisional dari Thailand yang memiliki bentuk dan suara menyerupai bel yang mengatur ritme musik.

Seung Ka Po adalah tarian yang berasal dari timur laut Thailand atau yang biasa disebut isan. Tarian ini menggunakan tempurung kelapa atau disebut dalam bahasa Thai disebut “Ka Po” atau dalam bahasa tradisional “isan”. Para penari akan memukul-mukul tempurung kelapa, membuat irama mengikuti musik yang dipimpin oleh alat musik pong lang.

Diakhir wawancaranya, Kung mengaku sangat mencintai Indonesia dan ini pertama kali dia bersama kawan-kawannya mengunjungi Aceh yang dikenalnya sebelumnya melalui berita tentang Tsunami Aceh.

“Kami senang bisa berkunjung ke Indonesia, Aceh, kami juga belajar banyak tentang budaya Indonesia khususnya Aceh, dan kami menemukan banyak kesamaan antara budaya Thailand dan budaya Indonesia, Aceh,” demikian pungkas Kung.

Grup kesenian dan budaya Absolutely Thai, pertama kali mendapat undangan ke Indonesia, Aceh, grup ini mulai sibuk mempersiapkan tarian dan kesenian yang akan ditampilkan sehingga menarik dan bisa diterima masyarakat Indonesia khususnya Aceh. Untuk itu tim ini mulai belajar tentang kesenian dan budaya Aceh dari berbagai media informasi.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Umum, GoNews Group, Aceh
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/