Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
23 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
21 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
23 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
23 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
23 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
19 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Hari Santri Nasional, PBNU: Rakyat Rindu Jiwa Patriot dalam Pengelolaan Negara

Hari Santri Nasional, PBNU: Rakyat Rindu Jiwa Patriot dalam Pengelolaan Negara
Ilustrasi.
Sabtu, 22 Oktober 2016 13:48 WIB
JAKARTA - Hari Santri diperingati dengan berbagai cara dimana-mana dan dengan berbagai cara. Mulai dari futsal bersarung, melukis logo NU, seminar dan diskusi, karnaval budaya, Kirab Resolusi Jihad NU, pembacaan Shalawat Nariyah, sampai apel akbar.

Yang membuat peringatan Hari Santri menjadi magnet utama warga NU dan masyarakat Indonesia. Memperingati Hari Santri berarti menggelorakan kembali Resolusi Jihad NU 1945.

"Seperti dimaklumi, resolusi jihad tersebut mampu menjadi penabuh genderang perang yang dahsyat untuk mengusir penjajah yang kala berusaha merebut kedaulatan negara yang telah merdeka," ujar Ketua PBNU Robikin Emhas, kepada GoNews.co melalui siaran persnya, Sabtu (22/10/2016) di Jakarta.

Ini mengindikasikan rakyat Indonesia saat ini, khususnya NU, merindukan patriotisme dalam pengelolaan negara. "Dulu patriot mengusir penjajajh, sekarang patriot pengelolaan ekonomi berdaulat, antikorupsi, dan antiradikalimse," tukasnya.

Saat ini kata dia, masyarakat tengah bosan mendengar korupsi terjadi dimana-mana. Masyarakat lelah dengan ekonomi yang sulit dan tidak berdaulat di hadapan negara besar. Begitu juga di bidang lain, seperti bidang energi, keuangan, sampai politik. Juga narkoba masuk ke desa-desa.

"Rasiogini atau alat ukur seberapa jauh disparitas antara yang miskin dan yang kaya kini mengindikasikan angka pada tingkat yang mengkhawatirkan. Rakyat ingin keluar dari keadaan ini," tukasnya.

"Kondisi seperti ini yang ditangkap NU dengan menggelorakan semangat Resolusi Jihad NU. Sekarang harus diwujudkan dengan patriot penegakakan keadilan dan pemerataan ekonomi dan pembangunan," paparnya.

Daya tarik lain, lanjutnya, adalah pembacaan 1 miliar Shalawat Nariyah yang dibacakan serentak Jumat (21/10) dari Aceh sampai Papua, dan di luar negeri yang dikoordinir Pengurus Cabang Istimewa Nahdalatul Ulama di masing-masing negara.

LShalawat Nariyah adalah jiwanya peringatan Hari Santri. Selain ekspresi cinta kepada Nabi dan Allah, di situ ada doa pengharapan. Ini raga ketemu rohnya. Itulah yang membuat semangat warga NU menjadi bergelora," tandasnya.

Puncak peringatan Hari Santri dengan Apel Santri di Monumen Nasional yang pagi ini (22/10/2016) berlangsung. Tidak kurang 55 ribu santri ikut apel. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Jawa Timur, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/