Cabai Warga Lhokseumawe Diserang Penyakit
Penulis: Sarina
LHOKSEUMAWE - Petani cabai tengah menikmati harga mahal, akan tetapi saat ini mulai dibayangi kekhawatiran dengan munculnya serangan penyakit kuning daun atau virus bulai, serta keriting daun, Rabu (9/11/2016). Hal itu pula yang menyebabkan harga cabai meroket di pasaran.
Salah satu lahan tanaman cabai yang kena serangan penyakit keriting daun dan virus bulai adalah milik Jazal Husaini di Gampong Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Akibatnya tanaman milik Jazal daunnya menguning.
Selain virus bulai, serangan keriting daun tampak hampir merata pada seluruh tanaman yang ditanam pada lahan seluas hampir setengah hektare itu.
Baca: Harga Cabai Merah Semakin Pedas di Singkil
“Kendala yang dialami pada awal penanaman adalah musim kemarau sehingga kekurangan air. Maka, hasilnya mempengaruhi dan mengakibatkan daun cabai menjadi kering. Alhamdulillah sekarang musim hujan sudah sedikit membantu,” ungkap Jazal kepada GoAceh.
Jazal Husaini juga menambahkan, karena pada awal pertumbuhan lamban, jadi penyakit mudah menyerang, dan susah untuk dicegah kembali, menurutnya kalau hama ulat sedikit mudah untuk dihilangkan.
Baca: Di Lhokseumawe dan Aceh Utara, Cabai Merah Rp70 Ribu per Kg
“Kami bisa panen setiap dua hari sekali sekitar 50 kilogram, namun kami menolak harga dari kebun sekitar Rp80 ribu per kilogram, namun penjual harus menjual dengan harga sekitar Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram di pasaran,” tutup Jazal.
Editor | : | Kamal Usandi |
Kategori | : | Ekonomi |