Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
22 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
2
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
24 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
3
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
23 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
4
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
22 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
5
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
6
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter 'Espresso'
Umum
22 jam yang lalu
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter Espresso
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Gaet Wisman, Palembang Gelar Kirab Budaya Garuda Sriwijaya

Gaet Wisman, Palembang Gelar Kirab Budaya Garuda Sriwijaya
Jum'at, 09 Desember 2016 12:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Bulan Desember 2016 adalah bulan banyak events, untuk menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara. Salah satunya, "Kirab Budaya Garuda Sriwijaya" yang dilangsungkan di Palembang 9-12 Desember 2016. Kemenpar melihat keunikan dan kekhasan budaya Tionghoa yang sudah ditetapkan sebagai pasar potensial untuk destinasi wisata berbasis tradisi.

Kirab Budaya Garuda Sriwijaya adalah kenangan bagaimana ragam budaya-budaya tradisional bisa membesarkan nama kerajaan Sriwijaya. "Bahkan, kebesaran Sriwijaya menjadi kebanggaan masyarakat Sumsel ini pernah membentangkan kekuasaan di sebagian Asia Tenggara, Kamboja, Thailand dan semenanjung Malaya,"ungkasp Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Raseno Arya didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya Wawan Gunawan.

Raseno menambahkan, acara rutin tahunan yang penyelenggaraanya telah memasuki tahun ke-7 ini akan diisi berbagai acara. Diantaranya, Puja Pelimpahan Jasa Raja Sriwijaya, Ritual Api Homa, Kirab Air, dan Kirab Darat. Rencananya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti sebagai perwakilan Kemenpar akan membuka acara tersebut.

Kata Raseno, mengawali rangkaian acara, diawali dengan penyambutan rupang Budha dan patung dewa atau lebih dikenal Pratime yang dibawa sejumlah biksu memasuki Vihara Vajra Bumi Sriwijaya.  

"Selanjutnya Ritual Api Homa dan Kirab Air adalah masa di mana etnis Tionghoa memanjatkan doa kepada sang pencipta sambil membakar sesembahan berupa dupa dan sesajen lain. Api Homa juga dipercaya menghapus serta menghilangkan aura negatif dan menolak bala. Jadi unsurnya sangat menarik untuk disaksikan, karena ada ritual yang bisa disaksikan dan dinikmati," katanya.  

Setelah melakukan berbagai ritual puluhan rupang atau patung dewa ini dibawa dan diarak dalam kirab laut menuju ke Sungai Musi menggunakan Tongkang dan perahu ukuran besar. Puluhan patung dewa akan disembahyangkan di Pulau Kemaro. Wawan menambahkan, investasi terhadap seni dan budaya telah membawa perubahan pada perkembangan seni hingga menjadsalah satu komoditi industri yang menguntungkan baik bagi perusahaan dan karir para senimannya sendiri.

Seiring dengan menjalarnya industri seni di negara kita ini, imbuh Wawan, berkembang pula bentuk dan perubahan karakter dari seni itu sendiri. Namun yang cukup disayangkan kepentingan industri terkadang menjadikan seni menjadi barang instan yang berharap hanya bisa laku di pasaran saja.

Seni secara kreatif menjadi tidak penting, sehingga seni yang dihasilkan terkadang hanya sebatas seni instan yang enak didengar, dilihat dan memanjakan si penikmatnya saja. Pandangan seni sebagai bahan apresiatif semakin pudar, sehingga seni tidak dapat diapresiasi, diresapi, bahkan dipahami secara estetis. Banyak kelompok dan atau grup seni dengan kualitas dan kreatif dalam karya tidak mendapat tempat bagi pelaku industri. "Semoga dengan seni dan budaya bisa terus meningkatkan pariwisata Indonesia, dan membuat hal yang berbeda di semua destinasi yang ada di tanah air," ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/