Nemak Kulem Perurumen, Wisata Budaya dari Gayo Lues
Penulis: Ari Gayo
BLANGKEJEREN – Tradisi nemak kulem perurumen (buka kolam milik bersama) yang dilaksanakan setahun dua kali, merupakan salah satu cara masyarakat Gayo Lues (Galus) memulai turun ke sawah. Ajang ini juga sebagai bentuk kebersamaan dalam menjalin tali silaturrahmi antar warga satu belah (kelompok) maupun satu gampong.
Kegiatan ini diwajibkan oleh panitia untuk diumumkan kepada saudara maupun sanak famili, baik yang ada di dalam gampong, maupun yang berada di luar. Semuanya harus ikut serta bergabung bersama-sama dalam acara menangkap ikan di Kulem Perurumen, dengan tujuan memupuk dan menjaga ikatan kebersamaan.
Walau demikian, dalam tradisi nemak kulem perurumen ini, dalam menangkap ikan warga hanya diperbolehkan memakai tangan kosong atau memakai alat tangkap ikan yang disebut dengan gedegem dan during. Selain alat tersebut tidak diperbolehkan, agar masyarakat yang ikut berbaur menangkap ikan di kolam tersebut, tak pantang menyerah.
“Ini yang membuat seru menangkap ikan di kolam milik bersama ini. Sebab, selain canda tawa warga, setiap ada salah satu warga yang mendapatkan ikan, maka sorak sorai pun membahana di lokasi,” ujar Rustam pada GoAceh ketika Ia bersama ratusan warga lain sibuk mencari ikan di Kulem Perurumen, Tamak Bernung Gampong Tampeng Musara, Kecamatan Kutepanyang, Minggu (22/1/2017).
Tanpa disadari, tradisi yang sudah mengakar hingga ratusan tahun ini ternyata mampu menyedot masyarakat lain untuk ikut menyaksikan kegiatan ini. “Kami sengaja datang kemari untuk melihat warga Tampeng Musara mencari ikan di kolam ini. Apalagi suasana di sini penuh dengan kelucuan, sehingga saya dan keluarga memanfaatkan kegiatan ini sebagai ajang tamasya, untuk mengurangi beban kepenatan akibat aktivitas sehari-hari,” ujar salah satu warga sekitar, Asnur.
Namun sangat disayangkan, kini tradisi ini hanya digelar oleh sebagian kecil gampong saja. Padahal, jika ditelisik lebih dalam, acara-acara seperti ini bisa digali karena mampu menyedot masyarakat untuk ikut menyaksikannya. Sehingga, bila dimanfaatkan dan dikembangkan oleh Pemkab Gayo Lues, bukan tidak mungkin kegiatan nemak kulem perurumen ini bisa menjadi ajang wisata, guna menambah pendapatan asli daerah.
Editor | : | Zainal Bakri |
Kategori | : | GoNews Group, Umum |