Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
18 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
18 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
18 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
16 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
18 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
15 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Imbas Banjir, Ratusan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen di Majalengka

Imbas Banjir, Ratusan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen di Majalengka
Petani terancam gagal panen akibat lumpur. (pikiran-rakyat)
Selasa, 31 Januari 2017 17:54 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
MAJALENGKA - Ratusan hektare sawah di sejumlah desa di Kecamatan Ligung dan Kecamatan Jatitujuh tertimbun lumpur setelah sawah tersebut terendam banjir hingga berhari-hari. Dampaknya, para petani terancam mengalami gagal panen.

Areal sawah yang terancam gagal panen tersebut mencapai sekitar 170 hektare. Diantaranya berada di Kecamatan Ligung seluas 127 ha, mencakup Desa Ligung Lor, Ligung serta Desa Leuweunghapit. Sisanya 43 hektare berada di Kecamatan Jatitujuh antara lain Desa Sumber Kulon dan Sumber Wetan.

Sebagian sawah petani tertutup lumpur akibat rendaman banjir. Para petani setempat akhirnya terpaksa harus menanami ulang kembali sawahnya karena sebagian hilang terbawa banjir, sebagian lagi diperkirakan akan membusuk karena lumpur.

Sejumlah petani yang masih memiliki sisa bibit padi berupaya menanaminya kembali, namun sebagian lagi membiarkan sawahnya rusak dengan alasan tidak ada bibit padi.

Kalaupun ditanami, mereka mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan akan lebih besar sementara keuntungan belum tentu diperoleh. Sehingga tanaman padi yang sudah mencapai kurang lebih 1,5 bulan ini dibiarkan seadanya.

Menurut Waskana dan Wasdi petani di Desa Sumber, wasah di wilayahnya sudah dua kali terkena banjir. Pertama ketika usia padi baru berumur dua minggu, akibat luapan air dari sungai Cibuaya. Saat itu petani berupaya mencari bibit ke wilayah Indramayu karena bibit padi di wilayah Jatitujuh habis.

"Sekarang terulang lagi dengan kondisi yang sama, bahkan lebih parah karena hujan pada menjelang baru cina terjadi terus menerus akibatnya sungai meluap dan merendam sawah cukup lama. Kali ini sulit mencari bibit sehingga banyak petani yang membiarkan tanamannya rusak," ungkap Wasdi. ***

Sumber:pikiran rakyat
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/