Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
21 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
22 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
23 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
21 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Perut Buncit Ternyata Lebih Berbahaya daripada Obesitas

Perut Buncit Ternyata Lebih Berbahaya daripada Obesitas
ilustrasi
Selasa, 07 Maret 2017 07:34 WIB

MESKIPUN berat badan Anda masih dalam kategori sehat, tapi jika memiliki perut yang buncit ternyata bisa lebih berbahaya ketimbang obesitas.

Jangan senang hati dulu bila berat badan ideal, tapi punya perut buncit. Pada pria dan wanita, ini akan sama berbahayanya bagi kesehatan.

Perut buncit umumnya terjadi akibat timbunan lemak. Telah banyak studi yang mengaitkan antara timbunan lemak di perut dengan risiko kesehatan.

Namun studi yang dimuat dalam Journal of American Geriatrics Society pada Februari 2017 berhasil menemukan, bahwa risiko perut buncit ternyata bisa lebih berbahaya ketimbang obesitas.

Memiliki banyak timbunan lemak perut dapat meningkatkan risiko kematian dini ketimbang orang yang kelebihan berat badan atau sedikit gemuk.

Penelitian yang melibatkan peserta multietnis ini menemukan, risiko tersebut ternyata tak memandang etnis dan usia, orang-orang dengan ukuran pinggang yang lebih besar berada pada risiko kematian yang lebih tinggi.

Studi menganalisis rasio pinggang-pinggul lebih dari 15.000 orang dewasa berusia 18 hingga 90 tahun dan menemukan orang dewasa di berat badan normal dengan perut buncit memiliki kelangsungan hidup jangka panjang terburuk, dibandingkan dengan kelompok yang kelebihan berat badan atau obesitas dengan lemak merata.

"Apa yang studi ini soroti adalah komposisi lemak dalam tubuh," kata Shanna Levine, MD, instruktur penyakit umum di Mount Sinai School of Medicine di New York City, yang tidak terlibat dengan studi.

“Lapisan lemak yang lebih tebal di perut disebut sebagai faktor risiko sindrom metabolik, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Tetapi studi ini juga menyebutkan, bahwa itu dapat meningkatkan risiko kematian akibat kardiovaskular.”

Dr Levine menambahkan, penting untuk mengikuti prinsip-prinsip kunci dari kesehatan, yaitu makan dengan baik, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan kegiatan fisik yang dapat membantu pengurangan penumpukan lemak.

“Jangan hanya terpaku pada berat badan saja, namun apa yang Anda lihat dari keseluruhan tubuh,” imbuhnya.(tnc)

Editor:Arie RF
Sumber:tribunnews.com
Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/