Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
15 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
10 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
9 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Meski Ketua Umumnya Terlibat, Kader Golkar Minta Koruptor E-KTP Ditindak Tegas

Meski Ketua Umumnya Terlibat, Kader Golkar Minta Koruptor E-KTP Ditindak Tegas
Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto. (istimewa)
Jum'at, 10 Maret 2017 13:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kader Partai Golkar meminta seluruh jajaran elit atau petinggi partai mengambil langkah antisipasi, jikalau nanti ada kader atau ketum partai sendiri menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

"Partai Golkar harus mengambil sikap Tabayun dan sepenuhnya menyerahkan kepada proses hukum yang sedang berjalan terkait kasus mega Korupsi E KTP yang merugikan negara sebesar 2,1 Trilyun," kata fungsionaris DPP Partai Golkar, Samsul Hidayat dalam rilisnya, Jumat (10/3/2017).

Kalau tidak, Partai Golkar akan dipertanyakan komitmennya dalam penegakan supremasi hukum di Indonesia.

"Komitmen Partai Golkar dalam menegakan supremasi hukum dalam pemberantasan Korupsi harus dibuktikan dan dikawal. Oleh karenanya terkait dengan politisi Golkar dan Ketua Umum Partai Golkar harus disikapi sebuah koreksi serius," tegasnya.

Untuk itu, lanjut Samsul saat ini ketaatan Partai Golkar terhadap hukum terkait kasus e-KTP sedang diuji. Bukan itu saja kini partai-partai juga sedang disorot masyarakat dan bisa jadi jika langkahnya tidak benar akan dihukum di Pemilihan Legislatif 2019 nanti.

"Untuk itu mekanisme Partai harus dikedepankan apabila dalam persidangan ada peningkatan status dari tertuduh menjadi tersangka, maka jelas secara etika, Peraturan Organisasi dan pengedepanan wibawa Partai Golkar," tandasnya.

"Maka tidak ada alasan, Ketum Setya Novanto harus mengundurkan diri dari jabatan ketua umum DPP Partai Golkar," ujarnya.

Samsul menilai, semua kembali kepada DPP Partai Golkar yang memang seharusnya mempersiapkan langkah menghadapi kemungkinan terburuk.

"Saya yakin Setya Novanto sebagai kader yang juga seorang negarawan tentunya tidak ingin Partai Golkar terbebani oleh kasus yang dihadapinya, karena sangat berdampak besar dalam pemenangan Pilkada serentak 2018 dan tentunya Pileg dan Pilpres 2019," jelasnya.

Suara Rakyat Suara Golkar, tambah Samsul tentunya tentunya harus tercermin dalam sikap Golkar terkait kasus hukum e-KTP ini, sebab seluruh Rakyat Indonesia mengutuk perbuatan Korupsi itu.

"Jangan biarkan Partai Golkar tenggelam menjadi Partai gurem karena perilaku Korupsi, masih ada ratusan bahkan ribuan stok Kader Partai Golkar yang bersih dan mampu memimpin Suara Rakyat," tutupnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/