Klub Liga 2 Aceh dan Riau Tuntut Kejelasan Kompetisi ke PSSI
Padahal, dampak ketidakpastian tersebut begitu luas. Mulai perekrutan pemain, tahapan latihan, sampai penganggaran.
Karena itulah, perwakilan tiga klub Liga 2 asal Sumatera kemarin (22/3/2017) sampai mendatangi kantor PSSI di Jakarta untuk menuntut kejelasan. Mereka adalah Persih Tembilahan, Persiraja Banda Aceh, dan PSSB Bireuen. ’’Kami butuh kepastian tentang kompetisi Liga 2,’’ ujar Zainal Arif, manajer Persih.
Menurut Zainal, kedatangan pihaknya tak lepas dari informasi yang berubah-ubah terkait dengan jadwal kickoff Liga 2. Termasuk rencana PSSI mengadakan manager meeting klub peserta Liga 2 yang seharusnya berlangsung di Jakarta hari ini (23/3).
Tapi, rencana itu dibatalkan secara sepihak oleh PSSI. ’’Kami mau mendengar langsung dari PSSI, kapan manager meeting dan kickoff Liga 2 dilakukan. Sebab, sebelumnya kami mendengar manager meeting akan dilakukan besok (hari ini, Red), tapi kok kami belum mendapat undangan untuk itu,’’ katanya.
Keresahan serupa diungkapkan Manajer Persiraja Zaini Yusuf. Menurut dia, selain jadwal Liga 2 yang masih kabur, pihaknya butuh kepastian tentang sejumlah regulasi kompetisi. Sebab, selama ini, di level klub beredar wacana bahwa para peserta hanya bisa menggunakan lima pemain di atas usia 25 tahun.
Namun, menurut Zaini, apakah pembatasan lima pemain di atas usia 25 tahun itu hanya di dalam lapangan atau yang bisa dikontrak klub dalam semusim. ’’Kami tunggu kepastian tentang itu semua dari PSSI. Karena saat ini kami masih ragu untuk mengontrak pemain bila belum ada kejelasan tentang regulasi itu,’’ papar dia.
Rumadi, direktur operasional PSS Sleman, bahkan menyarankan PSSI membentuk operator lain untuk mengelola Liga 2. Sebab, lanjut Rumadi, selama ini PSSI, tampaknya, kewalahan untuk mengurus Liga 1.
’’Kalau saja Liga 2 dipegang oleh operator berbeda, kami yakin kompetisi Liga 2 tidak akan terbengkalai seperti ini,’’ ujar Rumadi.
Dari Semarang, pelatih PSIS Subangkit mengungkapkan, ketidakpastian jadwal kompetisi tersebut membuat pihaknya sulit menentukan tahapan latihan pemain menjelang kompetisi. Menurut Subangkit, menggelar jadwal uji coba seperti yang dilakukan selama ini tidak bisa menjamin untuk meningkatkan performa pemain.
’’Klub Liga 2 termasuk memiliki andil besar dalam sepak bola tanah air. Jadi, jangan ada kesan kompetisi kasta kedua ini seperti dianaktirikan,’’ kata Subangkit.
Sementara itu, Ketua Executive Committee (Exco) PSSI Bidang Kompetisi Yunus Nusi menyerahkan kepastian kompetisi itu kepada PT Liga Indonesia Baru yang menjadi operator kompetisi musim baru nanti. ’’Manager meeting Liga 2 sebenarnya harus berlangsung besok (hari ini, Red). Tapi, sepertinya operator belum siap,’’ tuturnya.
Editor | : | Kamal Usandi |
Sumber | : | jawapos.com |
Kategori | : | Olahraga |