Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Siswa SMA Taruna Nusantara Tewas di Barak, Diduga Dibunuh Temannya

Siswa SMA Taruna Nusantara Tewas di Barak, Diduga Dibunuh Temannya
(tempo.co)
Minggu, 02 April 2017 09:47 WIB
MAGELANG - Pamong graha, Riyanto (54), menemukan Krisna Wahyu Nurachmad (16), siswa SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah, sudah tak bernyawa. Jasad Krisna bersimbah darah di barak G17 kamar 2B kompleks asrama Taruna Nusantara.

Dikutip dari merdeka.com, polisi sudah menemukan titik terang kasus ini. Diduga kuat, korban yang beralamat di Jalan Sumarsana Nomor 12 RT 3 RW 4, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung itu dibunuh temannya.

''Beberapa siswa sudah diperiksa. Sudah ada siswa yang diindikasi sebagai pelaku, tapi sedang dalam pemeriksaan. Diduga kuat dilakukan rekannya sendiri,'' kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/3).

Terungkapnya kematian Krisna ini bermula saat Riyanto menjalani rutinas setiap pagi, berkeliling membangunkan siswa untuk salat subuh. Saat itu jam menunjuk sekira pukul 04.00 WIB.

Disaksikan beberapa siswa, Riyanto sempat mengecek kondisi korban dengan cara memegang urat nadi. Saat diperiksa, nadi Krisna sudah berhenti berdenyut.

Kemudian Riyanto melaporkan ke Wakil Kepala Sekolah dan diteruskan ke Polsek Mertoyudan.

Satreskrim dan Inafis Polres Magelang kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dipimpin Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Djarot Padacova yang dikonfirmasi terpisah mengungkapkan, saat olah TKP polisi menemukan luka tusukan benda tajam di leher Krisna. Luka itu diduga akibat tusukan.

''Ada bekas luka tusukan, melebar dan dalam pada leher sebelah kiri bawah korban,'' kata Djarot di Mapolda Jateng, Semarang.

Krisna diperkirakan tewas akibat luka tusuk di leher tersebut. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya barang bukti berupa pisau dan pakaian milik korban yang berlumuran darah.

''Petugas kami menemukan dua bilah pisau. Kemudian juga baju-baju dan celana penuh dengan percikan darah korban,'' tegasnya.

Usai identifikasi sementara dan olah TKP, jenazah Krisna kemudian dibawa ke RSUD Tidar, Kota Magelang. Di RSUD Tidar berencana mengautopsi guna penyelidikan serta mengetahui persis penyebab kematian.

Hingga kemarin, sudah 12 saksi diperiksa polisi. Terdiri dari siswa-siswi dan penanggung jawab gedung atau pamong graha. Terutama untuk empat saksi pertama kali yang melihat dan menemukan jenazah korban di barak 17G kamar 2B.

Keempat saksi kunci tersebut adalah Kodiat (58) sebagai pamong graha warga Dusun Kutan RT 1 RW 10 Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan; Riyanto sebagai pamong graha warga Dusun Bangsren RT 29 RW 12, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Kemudian Torik Saladin Noval (16) warga Perum Puri Panca Yasa Nomor 1 RT 9 RW 3 Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang dan Rudi Adi Susanto (35) sebagai wali graha 17 warga asrama SMA Taruna Nusantara P49.

Pemeriksaan ke 12 saksi dilakukan baik di TKP maupun di Mapolres Magelang oleh tim gabungan dari Satreskrim Polres Magelang dan Direskrimum Polda Jateng.

''Kami juga menurunkan tim Direskrium Polda Jateng yang dipimpin AKBP Nanang Haryono untuk lebih mempercepat proses penyelidikan dan pengungkapan kasus, yang sampai saat ini belum tertangkap pelakunya,'' lanjut Djarot.

Kabag Humas SMA Taruna Nusantara Cecep Iskandar mengatakan proses pembelajaran tetap berlangsung normal. ''Seluruh siswa saat ini dalam keadaan aman dan terjaga penuh,'' katanya.

Dia menyampaikan keluarga besar SMA berduka atas meninggalnya Kresna, dan merasa sangat kehilangan siswa baik dan selalu bersemangat.

''Mohon doa agar almarhum diterima amal baiknya dan diampuni segala dosa-dosanya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran untuk menerima musibah ini,'' katanya.

Krisna yang Pendiam

Meninggalnya Krisna membuat keluarga besarnya berduka. Paman Krisna, Amru yang ditemui di kediamannya kemarin mengaku tengah sibuk untuk bertolak ke Magelang.

''Saya buru-buru mau berangkat ke Magelang,'' kata Amru saat ditemui di kediamannya, Jalan Sumarsana, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

Lantas di rumah itu tinggal ada Wawan Setiawan (25) yang biasa membantu di rumah tersebut. Meski diisi pamannya tapi rumah itu memang milik orang tua Krisna yakni Almarhum Kartoto yang berpangkat Mayjen dan Umi Isnaningsih.

''Ini memang rumah orang tuanya. (Krisna) Sudah jarang di tempat oleh ibu. Yang menempati adik dari ibu Mas Amru sama sopir ibu dan saya,'' ujarnya.

Dia mengaku cukup terkejut dengan kabar tersebut. Sama sekali dirinya tidak menyangka. Yang diketahui Krisna adalah orang yang pendiam.

''Orangnya pendiam, enggak banyak tingkah, enggak neko-neko,'' terangnya.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com
Kategori:Jawa Tengah, Hukum, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/