Merasa Kurang Perhatian Pemerintah Pusat, Gubernur Riau Curhat Soal Ini
Penulis: Ratna Sari Dewi
"Sedikit saja ada perhatian, Riau lebih maju. Misalnya soal pembangunan jalan tol di Riau dan lainnya," ujar Andi Rachman di hadapan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas ternama di Indonesia dalam pertemuan yang diinisiasi oleh Lembaga Pengkajian Ilmiah dan Informasi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, di Gedung Daerah Provinsi Riau, Jumat (14/4/2017).
Gubri menyebut, pertumbuhan ekonomi Riau dalam dua tahun terakhir melambat, yakni hanya 2,23 persen pada tahun 2016 akibat anjloknya harga migas dan komoditi perkebunan seperti sawit dan karet.
Kendati melambat, PDRB Riau tercatat tetap tertinggi di luar Pulau Jawa. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pemerintah pusat memberikan perhatian lebih kepada Riau karena kontribusi yang sangat besar kepada negara terutama dari sektor migas.
Apalagi, membangun infrastuktur di Riau berbiaya tinggi karena struktur tanah Riau yang sebagian besar terdiri dari gambut.
"Riau ini 54 persen wilayah daratnya terdiri dari gambut. Kita belum menemukan teknologi yang tepat untuk membangun di atas tanah gambut ini. Makanya kadang, jalan baru dibangun, beberapa bulan sudah retak-retak. Kita perlu dana besar untuk membangun," terang Gubri.
Makanya, dengan kemampuan APBD Riau yang hanya berkisar Rp10 -11 triliun per tahun pasti tidak mencukupi.
"Itu sebabnya kita minta perhatian dari Pemerintah Pusat," tegas Andi.
Gubri menegaskan bahwa ke depan Riau tidak bisa lagi lebih banyak bergantung kepada sektor migas dan komoditas sawit serta karet, karena harga yang ditentukan pasar dunia. "Riau tidak mungkin lagi tergantung kepada migas dan komoditi perkebunan karena harganya tidak mungkin seperti dulu lagi," ucapnya
Itu pula sebabnya, Pemprov Riau dibawah kepemimpinan Gubri Andi mengambil beberapa kebijakan. Pertama, membangun pariwisata berbasis budaya di Provinsi Riau. Andi optimis karena banyak destinasi menarik di Bumi Lancang Kuning. Paling tidak ada 168 destinasi dan 42 iven wisata. Target kunjungan wisata ke Riau tahun 2017 sebanyak 70.997 orang.
Kedua, memaksimalkan potensi perikanan laut. Riau memiliki garis pantai sepanjang 2.076 km atau dua kali Pulau Jawa. Sejauh ini, potensi ini hampir belum tersentuh. Perikanan laut yang bisa dikembangkan antara lain, kerang, kepiting, ikan bawal bintang dan lainnya.
Ketiga, berharap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Riau agar memiliki NPWP Riau, sehingga Riau juga mendapat bagian dari pajak. Selama ini ratusan miliar pajak dari perusahaan-perusahaan besar di Riau bayar pajak ke Pemerintah Pusat sementara Riau tidak mendapat apa-apa.
"Kami juga berharap agar perusahaan-perusahaan yang ada di Riau lebih memprioritaskan tenaga kerja asal Riau dibanding yang lain," pungkasnya. ***
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, GoNews Group |