Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
24 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
2
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
23 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
3
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
5 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
5 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
5 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
6
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Olahraga
6 jam yang lalu
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Massa yang Dipimpin Biksu Budha Berhasil Paksa Pemerintah Tutup 2 Madrasah di Myanmar

Massa yang Dipimpin Biksu Budha Berhasil Paksa Pemerintah Tutup 2 Madrasah di Myanmar
Anak laki-laki Muslim Rohingya berdiri di Desa U Shey Kya luar Maungdaw di negara bagian Rakhine, Myanmar, 27 Oktober 2016. (republika.co.id)
Minggu, 30 April 2017 10:37 WIB
YANGON - Dua sekolah agama Islam (madrasah) di Yangon, Myanmar, ditutup paksa usai ancaman dari gerilyawan anti-Muslim.

Dikutip dari republika.co.id, sumber dari kepolisian setempat mengatakan, lebih dari 100 orang yang dipimpin biksu ultra-nasionalis Buddha berkumpul Jumat (28/4) malam di Yangon Tharkayta Township. Mereka memaksa pihak berwenang segera menutup dua madrasah Muslim di sana.

''Dua sekolah ditutup sementara waktu,'' kata seorang perwira senior di Kepolisian Yangon yang meminta tidak disebutkan namanya, dengan alasan keamanan, kepada Anadolu Agency melalui sambungan telepon, Ahad (30/4).

Ia menuturkan, keputusan itu dibuat usai perundingan antara pemerintah daerah dan pemimpin Muslim setempat.

Mereka melakukan penutupan tanpa ada keputusan pengadilan karena ingin mencegah konflik supaya tidak berlanjut.

Kepala salah satu madrasah yang ditutup, Tin Shwe menuturkan, kalau daerah itu sendiri merupakan rumah bagi satu masjid dan tiga madrasah.

Semuanya telah beroperasi dengan izin resmi selama beberapa dekade terakhir. ''Saya mengerti (keputusan oleh) otoritas mengenai situasi tadi malam,'' ujar Tin Shwe.

Massa diyakini telah siap untuk menghancurkan atau membakar sekolah, kecuali pihak berwenang mengabulkan tuntutannya. Sebelumnya, gerakan anti-Muslim sendiri telah terjadi usai kekerasan komunal mengemuka di Rakhine pada 2012 lalu.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/