Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
9 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
9 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
3 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
5 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
3 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Meski Sukses di Swiss, Rio Vamory Pedagang Sate Asal Padang Panjang Ini Tak Mau Lupakan Kampung

Meski Sukses di Swiss, Rio Vamory Pedagang Sate Asal Padang Panjang Ini Tak Mau Lupakan Kampung
Istimewa.
Selasa, 02 Mei 2017 17:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Sudah bukan rahasia lagi jika Indonesia terkenal dengan kulinernya yang beragam. Banyak makanan khas Tanah Air yang menjadi primadona di luar negeri meski harganya jauh lebih mahal ketimbang di sini. Walaupun begitu makanan Indonesia tetap diburu oleh penikmat kuliner mancanegara.

Baca Juga: Kisah Akan Keliahiran Padang Panjang, Sukses Jualan Sate di Swiss

Salah satunya adalah sate. Salah seorang warga asal Sumatera Barat telah mengenalkan sate di Swiss setelah jenuh menjadi bankir di negara tersebut.

Adalah Rio Vamory pria berumur 34 tahun asal Padang Panjang yang berjualan sate di Swiss. Bermodalkan gerobak bersihnya, dia mendemonstarikan sate di Zurich atau disebut 'Little Big City of Switzerland'. 

Alasannya menjadi penjual karena bosan dengan menjadi pegawai bank. Namun Rio telah merencanakan bertahun-tahun sebelum melakukan eksekusi menjadi penjual sate.

Awalnya, Rio melakukan crwod funding dengan menggunggah video di internet. Dalam video tersebut dijelaskan akan proyek menjual sate ini untuk menarik pemberi modal. Akhirnya modal pun terkumpul Rp150 juta.  

"(Modal) saya gunakan untuk beli gerobak dan keperluan lainnya," ujar Rio dikutip dari Goodnewsfromindonesia.id/Adli Hazmi, Selasa 2 Mei 2017.

Rio telah menjual sate dari pintu ke pintu. Perlahan usahanya terus berkembang. Meski belum membuka restoran karena mahalnya modal, Rio hanya meminjam beranda restoran Asia Tish.

Kisah Rio pun ternyata menarik salah satu surat kabar terkenal di Swiss, Neuer Zurcher Zeitung (NZZ). Meski sudah sukses di negeri orang, Rio tidak melupakan tanah kelahirannya. Setiap penjualan satenya, dia sisihkan satu frank Swiss untuk membantu pelestarian alam Sumatera.

Rio dikenal sebagai anak yang cerdas karena beberapa kali loncat kelas. Sang ibu, Rosmidar menikah lagi dengan warga Swiss keturunan Tibet dan membawa Rio ke Swiss setelah dua tahun Rosmidar tinggal di sana. Rio juga pernah dititipkan di Bogor untuk menekuni agama di pesantren.

Meski sudah sukses di Swis, ternyata dirinya juga tak lupa akan kampung kelahirannya di Padang Panjang. ***

Sumber:merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/