Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
10 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
4 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
5 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
9 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ambisi La Nyalla Kembangkan Wisata Halal dan Jadikan Pesantren sebagai Sentral Produk Halal di Jawa Timur

Ambisi La Nyalla Kembangkan Wisata Halal dan Jadikan Pesantren sebagai Sentral Produk Halal di Jawa Timur
La Nyalla saat memberikan sambutan di depan para santri. (istimewa)
Sabtu, 05 Agustus 2017 15:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
MAGETAN - Ketua Umum Kadin Jatim Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai, pesantren yang banyak tersebar di Jawa Timur sudah seharusnya menjadi basis atau sentra produk halal. Dengan demikian, pesantren bisa menjadi fondasi penguatan ekonomi umat.

Menurutnya, wilayah Jatim adalah gudangnya pesantren, ada sekitar 4.000 pesantren, tapi dirinya belum pernah mendengar adanya produk halal yang diproduksi dari sana. Padahal jika ini dikreasi, potensinya dahsyat.

"Pasar produk halal di Indonesia sangat tinggi, ratusan juta populasi muslim, belum lagi kita bicara dunia, ada 1,5 miliar jiwa muslim atau 23 persen dari populasi dunia. Kuasai pasar produk halal di Indonesia saja, tidak perlu dunia, umat dan santri akan sangat sejahtera," kata La Nyalla saat bersilaturahim ke Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin asuhan KH Luqman Hidayat di Plaosan, Magetan, Sabtu (5/8/2017).

La Nyalla juga mengatakan bahwa usaha ekonomi pesantren di Jatim belum dioptimalkan karena pesantren hanya dipandang dari aspek pendidikan dan politik. Pesantren dipandang hanya untuk pendidikan, padahal muslim harus mandiri, harus sejahtera, dan itu harus dengan jalan berniaga tanpa meninggalkan akhlak mulia.

"Lebih parah lagi, ada pihak yang menilai pesantren dari sisi politik saja, cuma diambil sisi elektoralnya menjelang Pilkada, tapi tidak pernah serius memberdayakannya meski sudah bertahun-tahun duduk di kursi pimpinan daerah," paparnya.

Dalam pencalonannya sebagai calon gubernur Jatim, La Nyalla mengusung sejumlah program prioritas, di antaranya membangun ketahanan ekonomi pesantren. Bagaimana ekonomi berbasis pesantren dibangun? 

"Sebagai pengusaha, saya terbiasa berpikir out of the box. Sudah saatnya koperasi-koperasi pesantren tidak lagi berorientasi ke dalam. Tidak nyaman dengan hanya punya pasar santri pondok dan lingkungan sekitar. Pesantren harus menjadikan umat Islam di seluruh dunia menjadi sasaran market," ujarnya.

Menurut La Nyalla, hal itu bisa digarap melalui sentuhan kolaborasi antar pesantren dalam mengembangkan "Halal Produk Made In Pesantren". Bisnis harus efisien dan dibangun jaringan. Misalnya, mulai memiliki mimpi besar untuk merajai pasar halal food.

“Sinergikan pesantren di basis pertanian, seperti Magetan dan sekitarnya, mereka bisnis hulunya. Lalu gabungkan dengan pesantren yang dekat lokasi pasar terbesar, seperti Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, Lamongan. Mereka bikin bisnis hilirnya. Kalau perlu kita buka di mall-mall di seluruh Indonesia dengan brand halal ala pesantren Jatim," bebernya.

Belum lagi jika pesantren menggarap bisnis halal berorientasi ekspor, mulai dari makanan sampai kosmetik. Lanjut La Nyalla, Pasar Timur Tengah sangat besar. Mereka masih mengimpor produk makanan dan minuman dari negara lain.

“Saya kemarin juga baru bertemu dengan Duta Besar Turki, di sana puluhan juta penduduknya masih makan dan minum dari impor. Pesantren harus ambil peluang," tegas La Nyalla.

La Nyalla menyatakan jika potensi lain yang bisa dibidik adalah wisata halal (halal tourism), karena Jatim punya alam indah, misalnya di Pulau Madura, di Sumenep keren pantainya.

"Di sana basis pesantren. Pemprov Jatim bisa langsung intervensi, bangun brand halal tourism di sana. Undang turis Timur Tengah, kerja sama dengan maskapai Timur Tengah. Undang endorser berpengaruh seperti Maher Zain untuk wisata ke sana," tandasnya.

Maka, lanjut dia, harus ada lompatan besar. Semua bisa terjadi kalau kita mau dan pemerintah mendorong dengan memfasilitasi. Itulah salah satu tekad saya membangun ketahanan ekonomi umat, yang salah satunya melalui ketahanan ekonomi pesantren.

"Tak bisa lagi pimpinan daerah cuma pidato di pesantren, tapi tak ada langkah hebat untuk membangun ekonomi umat berbasis pesantren," lanjutnya.

Untuk diketahui, pengasuh Pondok Pesantreen Hidayatul Mubtadiin KH Luqman Hidayat ternyata telah memiliki sejumlah usaha, seperti ternak sapi, produksi tahu, pertanian, dan gerai ritel.

Menanggapi hal ini, La Nyalla menyatakan jika selama ini belum ada terobosan berarti, karena minimnya pemberdayaan.

"Kami mengharapkan pemimpin yang bisa membimbing pesantren mampu mencetak wirausahawan. Pak La Nyalla memenuhi kriteria tersebut karena beliau pengusaha," ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/