Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
24 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
6 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
6 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
6 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
5
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Olahraga
6 jam yang lalu
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Nasib Anak Penjual Kopi

Sejak Lahir Tak Punya Kelamin dan Didandani Layaknya Perempuan, Kini Orangtua Jossy Bingung Anaknya Ingin Jadi Laki-laki

Sejak Lahir Tak Punya Kelamin dan Didandani Layaknya Perempuan, Kini Orangtua Jossy Bingung Anaknya Ingin Jadi Laki-laki
Jossy saat ditemui Bupati Banyuwangi. (istimewa)
Sabtu, 05 Agustus 2017 23:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BANYUWANGI- Sepintas tak ada bedanya dengan anak-anak lain di sekitar rumahnya. Dwi Jossy anak berusia 14 tahun asal Jalan Dewata, Dusun Karangan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, yang memiliki kelainan sejak lahir tak memiliki alat kelamin dan pembuangan (anus).

Bisa kebayang, bagaimana sulitnya si anak ini saat akan buang hajat. Betapa orang tua juga akan bingung melihat anaknya memiliki kondisi yang demikian. Subhanallah.

Jelas kondisi tersebut, membuta Sumarni ibu Jossy kala itu harus berusaha sekuat tenaga demi anaknya. Itu dilakukan lantaran susah melakukan perawatan. Banyak hal yang harus menjadi tanggungan karena Jossy kecil harus cepat menjalani operasi.

"Saat lahir Jossy sempat dirujuk di RSUD Soetomo Surabaya, dan dirawat dalam kotak inskubator bayi selama dua bulan. Dokter baru berani membuatkan saluran alat bantu Buang Air Besar (BAB) dan kencing setelah usianya 1,5 tahun dan beratnya saat itu lima kilogram," ujar Sumarni, Jum'at (4/7/2017).

Hingga akhirnya, Jossy benar menjalani operasi untuk dibuatkan saluran bantu BAB dan kencing di perutnya sebelah kiri. Meski mampu melakukanaktivitas BAB dan kencig, Jossy harus tetap menggunakan pembalut (popok).

"Setiap hari Jossy mengganti popoknya sampai lima kali. Saya juga beri cairan klorida dan salep agar nanti tidak iritasi," kata wanita penjual kopi ini.

Bertambah bingung orang tuanya, kala mereka ingin menentukan jenis kelamin untuk anaknya ini. Sejak kecil, Ibunya memutuskan mendandani Jossy sebagai anak perempuan. Bahkan, dalam akta kelahirannya tertulis berkelamin perempuan.

"Karena dulu dokternya bilang, lebih mudah untuk membuat kelamin perempuan. Jadi dokter juga menyarnkan agar Jossy diarahkan untuk menjadi perempuan," ungkapnya.

Hingga masuk sekolah, Jossy kecil berpakaian perempuan mulai TK. Layaknya anak lainnya, ia juga memakai rok dan pita pengikat rambut.

Anehnya, kini saat dirinya tumbuh semakin dewasa, keinginannya berubah karena ingin menjadi anak laki-laki.

"Sejak kecil, dia saya dandani perempuan. Tapi mulai dewasa mungkin sudah mulai tahu jati dirinya. Sekarang dia mau SMP, saya bingung. Dia mau jadi laki-laki dan tidak mau jadi perempuan," ujarnya.

Wajar saja, naluri tak mampu mengalahkan niatnya. Meski Jossy masih berseragam SD, tapi kini dia telah berusia 14 tahun.

"Memang sempat keluar saat kelas 3 SD, kemudian tidak sekolah. Dan melanjutkan lagi sekarang Jossy kelas 6. Tapi dia tetap percaya diri di sekolah seperti teman lainnya. Di sekolah dia selalu berbaur dengan teman perempuan, karena dandannya kan perempuan," ujar Mike Guru PKN sekolah Jossy.

Dukung Motivasi, Jangan Dibully

Melihat kondisi Jossy, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun simpati. Ia memberikan motivasi kepada Jossy untuk terus bersekolah dan menggapai cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter. Saat ditemui, Jossy tengah bermain spinner dengan teman-temannya di lorong gang menuju rumahnya.

Saat bertemu dengan Bupati Anas, Jossy merasa tak segan. Ia menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan Bupati sambil menuju ke rumahnya.

“Saya paling suka matematika. Tapi tidak suka bahasa Jawa,” kata Anas menirukan jawabab Jossy.

Bupati Anas mengagumi optimisme dan rasa percaya diri yang ditunjukkan oleh Jossy. Bocah kelas 6 SD ini menunjukkan keceriaan seperti anak-anak kecil pada umumnya.

“Jossy ini anak yang hebat. Pemerintah daerah akan mendukung pendidikan Jossy agar cita-citanya bisa terwujud,” kata Anas.

Terkait pengobatan Josi, Anas mengatakan, pemerintah daerah akan melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan. Dia pun memerintahkan tim dokter rumah sakit daerah untuk terus mendampingi Jossy dan keluarganya selama proses pengobatan.

“Rumah sakit saya perintahkan mengambil langkah yang diperlukan dan ada tim dokter yang terus mendampingi,” terangnya.

Terkait dengan keinginan Jossy untuk memiliki kelamin berjenis laki-laki Anas pun akan mendukung keputusan keluarga Josi. Untuk itu keluarga akan didampingi tim psikolog untuk mendapatkan masukan serta pendampingan.

“Selain tim dokter Jossy dan keluarga juga akan didampingi oleh Psikolog. Pemerintah daerah siap melakukan langkah terbaik sesuai keinginan keluarga. Saya juga sudah instruksikan ke dinas pendidikan, camat, desa agar jangan sampai ada bully di sekolah dan lingkungan sekitar terhadap dia,” pungkasnya. ***

Sumber:beritajatim.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa, Jawa Timur
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/