Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
24 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
18 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
3
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
18 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
6
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
18 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kapolri Perintahkan Tak Ada Lagi SP3 untuk Kasus Kebakaran Hutan, Iriawan: Belajarlah dari Polda Riau

Kapolri Perintahkan Tak Ada Lagi SP3 untuk Kasus Kebakaran Hutan, Iriawan: Belajarlah dari Polda Riau
Kebakaran lahan (ilustrasi)
Selasa, 15 Agustus 2017 23:36 WIB
PALEMBANG - Asisten Operasi Kapolri Irjen Muhammad Iriawan meminta penyidik Polres dan Polda di Sumatera Selatan untuk melakukan penegakkan hukum secara tuntas terhadap pelaku pembakar hutan, baik dari perorangan ataupun perusahaan. Dan seluruhnya harus belajar dari kasus di Polda Riau.

''Perintah Kapolri, tidak ada lagi SP3, makanya belajarlah pada kasus di Polda Riau,'' kata Irjen Iriawan saat acara supervisi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Rambutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada Selasa 15 Agustus 2017.

Pada Januari hingga Mei 2016, Polda Riau menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) terhadap 15 perusahaan pembakar hutan dan lahan.

Kelimabelas perusahaan tersebut adalah PT Bina Duta Laksana (HTI), PT Ruas Utama Jaya (HTI), PT Perawang Sukses Perkasa Indonesia (HTI), PT Suntara Gajah Pati (HTI), PT Dexter Perkasa Industri (HTI), PT Siak Raya Timber (HTI), dan PT Sumatera Riang Lestari (HTI).

Lalu, PT Bukit Raya Pelalawan (HTI), PT Hutani Sola Lestari, KUD Bina Jaya Langgam (HTI), PT Rimba Lazuardi (HTI), PT PAN United (HTI), PT Parawira (Perkebunan), PT Alam Sari Lestari (Perkebunan), dan PT Riau Jaya Utama.

Kapolda Riau Brigjen Pol Zulkarnain mengakui ada kekeliruan atau kesalahan pada prosedur penerbitan SP3 yang dilakukan oleh pejabat sebelumnya.

Beberapa kesalahan adalah dari 15 perusahaan yang di SP3, hanya tiga di antaranya yang disertai surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP). Padahal, SPDP merupakan tanda awal dimulainya tahap penyidikan.

Kemudian, penerbitan SP3 untuk sejumlah perusahaan dilakukan sebelum Polda Riau menetapkan tersangka. Pernyataan Zulkarnain itu disampaikan di Gedung DPR Senayan pada 27 Oktober 2016.

Menurut Iriawan, penyidik harus menyiapkan alat bukti dan fakta yang relevan agar setiap kasus disidik bisa diserahkan pada pihak kejaksaan untuk dimajukan ke persidangan.

Penegakkan hukum diperlukan untuk membawa efek jera bagi pelaku kejahatan. Iriawan mengingatkan tentang  kebakaran hutan dan lahan di Indonesia pada tahun 2015 yang luasnya mencapai 2 juta hektare.

Saat itu, katanya, Indonesia disebut sebagai eksportir kabut asap akibat kebakaran hutan. Dampak lainnya penurunan pertumbuhan ekonomi.

''Jadi penegakan hukum diperlukan agar Polri tidak dicap jelek di masyarakat,” katanya.

Saat ini, sejumlah lahan di Ogan Ilir (OI), Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terbakar. Begitu juga  di daerah lainnya baik di Sumatera maupun Kalimantan.

Iriawan menjelaskan selain di Sumatera Selatan, pihaknya juga fokus pada upaya serupa di 8 daerah lainnya seperti Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh dan Kalimantan.

Khusus di Ogan Ilir, saat ini telah terbakar sebanyak 545 hektare yang sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia ditambah faktor cuaca ekstrim.

Komandan Distrik Militer (Kodim) 0402/OKI-OI yang Letkol Inf Seprianizar mengatakan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan dari Polres OI telah mengamankan dua tersangka pelaku pembakar lahan.

Saat ini kasus tersebut siap dimajukan ke meja hijau setelah menjalani berbagai tahapan di Polres. Sementara itu upaya pencegahan tetap dijalankan dengan berbagai upaya seperti pembuatan kanal blok, pembuatan embung dan menyiapkan 4 unit helikopter dan ratusan personil darat.

"Hampir 7 juta ton air telah dibomkan diatas area terbakar," katanya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:tempo.co
Kategori:Sumatera Selatan, Riau, Hukum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/