Lanjutkan Road Show ke Magetan, La Nyalla Kian Dekat dengan Ulama dan Pesantren
Penulis: Muslikhin Effendy
Kehadirannya disambut hangat para kyai, termasuk oleh KH Ubaydilah Ahror, pengasuh Ponpes Al Fatah, Temboro. Kepada KH Ubaydilah Ahror (Gus Bed), La Nyalla menyampaikan visi-misinya dalam membangun ummat, pengembangan ekonomi Islam berbasis dunia pesantren, serta secara gamblang menyatakan sisa hidupnya akan diwakafkan untuk melayani dan mensejahterakan kehidupan rakyat, jika nantinya terpilih sebagai Gubernur Jatim.
"Saya hadir ke sini hanya untuk minta didoakan oleh Gus Bed, syukur-syukur jika mendapat dukungan. Banyak hal yang harus dibenahi untuk mensejahterakan rakyat Jatim. Jika saya diberi amanah, insyaAllah Jatim akan menjadi lebih baik," tegas La Nyalla.
Menanggapi itu, Gus Bed langsung mendoakan La Nyalla agar keinginannya menjadikan kehidupan rakyat Jatim lebih baik, bisa terkabulkan dan diridhoi Allah SWT. "Saya melihat niat pak La Nyalla baik, semoga berhasil terpilih sebagai gubernur Jatim yang amanah," kata Gus Bed sesaat sebelum memimpin doa.
Gus Bed juga berpesan, jika La Nyalla nantinya terpilih sebagai gubernur, hendaknya tetap (lebih) istiqomah dalam meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, khususnya dunia pesantren dan pendidikan Islam, agar ke depan tercipta generasi muda berkualitas dan sholeh - yang bisa menjaga ahlaq."Semoga niat baik pak La Nyalla dikabulkan dan diridhoi Allah SWT. Amin," katanya.
La Nyalla dan rombongan sempat melakukan sholat Jumat bersama sekitar 5000 jamaah di masjid komplek ponpes Al Fatah, sebuah masjid yang luas dengan bangunan sederhana, dan jauh dari kesan mewah. Dalam lima waktu sholat, hari-hari masjid itu pun dipenuhi ribuan jamaah, baik masyarakat sekitar Temboro, maupun santri-santriwati ponpes Alfatah yang berasal dari berbagai daerah.
Bahkan di ponpes Al Fatah terdapat lebih dari 1000 santri asing yang berasal dari 14 negara. Meskipun Gus Bed selalu mengklaim ponpesnya sebagai pesantren salafi (tradisional), namun kurikulum pendidikan berbagai jenjang sekolah Islam di lingkungannya dikenal moderen dan hampir seluruh santri tinggal di dalam ponpes.
Usai bersilaturahmi di ponpes Al Fatah, La Nyalla bersama rombongan melanjutkan kunjungan ke sejumlah ponpes di Magetan, diantaranya Ponpes As Syurur pimpinan KH Muhtarom di Sobontoro, Karas, Magetan, serta ke Ponpes Cokrokertopati pimpinan KH Zuhdi Tafsir di Takeran- Magetan, dan bersilaturahmi ke tokoh masyakat Plaosan - Magetan yakni H. Khoiri yang juga menjabat Dewan Pembina LDII Magetan.
La Nyalla masih akan terus melanjutkan silaturahminya ke sejumlah ponpes di sekitar Kabupaten Ngawi dan Ponorogo. Dan ini bukan kali pertama La Nyalla ke sejumlah ponpes di Magetan, Ngawi dan Ponorogo, tapi sebelumnya sudah bersilaturahmi ke beberapa ponpes di kawasan yang sama – termasuk di Pacitan, Tranggalek, Tulung Agung, Madiun, Nganjuk, Blitar dan Jombang.
Dalam beberapa bulan terakhir, La Nyalla makin meningkatkan intensitasnya berkunjung ke sejumlah ponpes di Jatim (meski sebelumnya juga tergolong sering),baik di kawasan Tapal Kuda (Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Probolinggo dan Pasuruan), serta kawasan tengah (Malang, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro.
La Nyalla juga aktif bersilaturahmi ke sejumlah ulama dan pimpinan ponpes di sekitar Surabaya dan Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep). La Nyalla kian dikenal sebagai tokoh Jatim yang dekat dengan dunia pesantren, namun memiliki komitmen yang kuat untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih berkualitas tanpa melihat latar-belakang agama dan etniknya. ***
Kategori | : | Jawa Timur, Politik, Peristiwa, GoNews Group |